Part 18 Love You

891 71 4
                                    

Hai.. aku lanjut lagi nih..

Sebelumnya maaf kalau ada kesamaan dengan cerita yang mungkin kalian baca atau kalian tonton.. maaf juga agak lama soalnya pekerjaanku tambah berat.

Tapi cerita ini murni buatan aku, jadi harap di maklum..

Masih ada typo dan tidak sesuai EYD..

Happy reading..

_____

Kau bagai bulan yang menjauh ketika waktu malam berjalan, indah tapi tak bisa tersentuh.

♡♡♡

Rumah bordir nyonya Young Ae mendadak ricuh, kejadian beberapa waktu yang lalu sontak menjadi buah bibir di kalangan para Giseng. Tapi dalam sekejap semua diam ketika nyonya Young Ae sendiri yang meminta semuanya untuk diam.

"Jika sampai berita ini keluar dari sini, kalian sendiri yang akan mendapat hukuman nya." Semua Giseng menunduk takut, nyonya Young ae walaupun baik dan ramah tapi jika ada yang melanggar aturannya, Nyonya Young ae tidak segan-segan memberi Hukuman yang menanti di halaman belakang, dan hukuman itu sama sekali tidak menyenangkan.

Setelah memperingatkan para Gisengnya, nyonya Young ae kembali ke dalam kamar dimana Hagi di rawat, tabib masih berusaha menghentikan pendarahan pada perut Hagi, walaupun bukan di bagian vital, darah terus saja tidak mau berhenti dari perut Hagi.

Tabib sedikit kewalahan karena obat yang Kyuhyun cari belum juga datang. Tubuh Hagi sudah bergetar lemah akibat darah yang tidak berhenti sejak tadi.

"Hagi_ssi... apa yang harus aku lakukan untukmu." Nyonya Young ae semakin sedih ketika dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Perlahan mata Hagi mulai terbuka, sepertinya kesadarannya kembali datang ketika mimpi membangunkan Hagi dari pingsannya, menyadari jika dia tidak sedang bermimpi Hagi menarik nafas sesak.

Hagi yang memang calon dokter langsung mengecek denyut nadinya lalu menghelah nafas pelan, kondisinya memburuk karena darah yang keluar. Jika di masa depan akan sangat mudah mengobati luka Hagi, tapi masalahnya dia sekarang ada di masa dimana tidak ada obat pereda rasa sakit atau bahkan anti biotik sekalipun.

"Tabib apa tonik untuk menghentikan darah tidak ada?" Ucapan Hagi sontak membuat Tabib menatap Hagi lega, setidaknya Hagi sudah sadar dari pingsannya.

"Kau terbangun? Syukurlah... kau bisa bertahan sedikit lagi? Tuan muda tadi sedang mencarikannya untukmu." Hagi mengangguk pelan. Kyuhyun pasti cemas padanya sekarang, padahal sebisa mungkin Hagi tidak ingin membuat siapapun khawatir padanya.

Kyuhyun datang dengan ekspresi khawatir di wajahnya lalu masuk kedalam kamar membawa ramuan yang ia beli di kedai obat langganannya. Di toko obat bisa sangat langka mencarinya dan lagi belum tentu pemilik toko mau memberikannya, selain karena harga yang mahal obat itu sangat sulit di temukan.

"Aku mendapatkannya, apa yang harus aku lakukan lagi?" Kyuhyun menatap tabib khawatir lalu menatap Hagi. Kyuhyun bernafas lega dan tersenyum lemah, saat tabib meminta tolong padanya untuk membeli obat, Hagi masih belum sadarkan diri membuat Kyuhyun panik saat mencari obat tadi.

"Kau sadar? Bagus kau tidak boleh hilang kesadaran lagi." Hagi membalas senyuman Kyuhyun dengan senyuman lemahnya membuat Kyuhyun meringis dan semakin tidak berdaya ketika melihat darah yang masih keluar.

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang