Vania melipat kedua tangannya di dada, dagunya ia naikan begitupun dengan ekspresinya yang terksesan merehmekan, dia menatap lawannya dengan seringai kecil menandakan jika dia ingin lebih untuk di lawan.
"Jalang! Lo itu cuman cewek gatel yang berani ngerayu pacar orang tau!!!" Sandra mendorong sebelah bahu Vania.
Bukannya menciut Vania malah mendorong balik bahu Sandra tak kalah kuat. "Denger ya, Lo aja yang kurang cantik makanya cowok lo itu ninggalin elo bego!"
Wajah sandra memerah. "Gatel! Cewek nggak guna kerjaannya cuman bisa ngerebut cowok orang! cewek nggak punya harga diri dan haus belaian kayak lo cocoknya mati!"
What the—— apa-apaan cewek ini?! Beraninya dia mengejek Vania dengan kata haus belaian! Dia kira Vania cewek apaan! Bukan maksud untuk merebut pacar orang, tapi Vania sendiri tidak tahu kalau cowok yang mengejar-ngejarnya selama ini sudah punya pacar lagi pula Vania sendiri tidak suka dengan keberadaan cowok yang rela membelikan coklat atapun menggombalinya dengan kata rayuan dia tahu dia memang cantik dan suka bergonta-ganti pasangan lebih tepatnya playgirl, namun Vania sama sekali tak pernah mengejar cowok justru mereka yang mengejar Vania. istilahnya Vania itu hanya terima bersih.
Vania maju selangkah, matanya memandang sandra tajam. "Gue rasa lo baru sebut gelar lo sendiri deh Perasaan yang jalang di sini itu elo! Bukannya lo udah ngasih tubuh lo buat Reza ya." Vania melipat kedua tangannya di dada. "Ah gue ingat, lo kan murahan ya jadi badan lo itu bebas di kasih ke siapa aja." ucap Vania tenang tanpa nada tinggi sedikitpun, tapi di setiap perkataannya membuat Sandra sakit hati.
Tangan Sandra mengepal kuat Wajahnya memerah, hidungnya kembang kempis, menandakan kalau dia tidak bisa mengontrol deruh nafasnya tenang, emosinya tampak sangat naik ke puncak tertinggi, sontak sedetik setelahnya Sandra langsung menjambak rambut Vania hingga cewek itu terpekik kaget.
Vania yang tak mau kalah, ia balik menjambak rambut kunciran Sandra hingga lepas dari ikat rambutnya mereka saling menjambak bahkan saling mengumpat satu sama lain.
Murid-murid yang berada di sekitar lapangan pun sudah berkumpul untuk menyaksikan perkelahian antara Vania dan Sandra, tak ada seorang pun yang berniat mendamaikan karna mereka sama sekali tak ingin ikut campur apalagi Ini bukan perkelahian biasa oknum yang bersangkutan adalah Vania si cewek super ngehits dan Sandra cewek ketua cheers kebanggan sekolah, hirarki mereka tinggi dan tidak ada yang berani untuk ikut campur dalam urusan mereka.
Suara kor dari murid-murid membuat Vania sudah tidak tahan lagi, dia muak dan ingin segera menyelesaikan perkelahian ini.
Vania yang masih menjambak rambut Sandra kuat, beralih menendang tulang keringnya Sandra dengan tendangan yang nyaris bisa di katakan cukup kuat, Sandra sendiri langsung meringis dan cekalan tangannya di rambut Vania sedikit merenggang tentu saja Vania mengambil kesempatan itu untuk menjambak rambut Sandra balik, kali ini lebih kuat hingga membuat Sandra meringis, Sepertinya Sandra salah pilih lawan di sini, tak tahukah dia kalau Vania itu bukan sembarangan murid yang bisa di ajak duel seenak tepokan jidat.
Masih di tempat yang sama, terlihat seorang cowok dengan beberapa teman-temannya baru saja datang dan langsung masuk ke dalam lapangan tempat di mana aksi perkelahian sedang berlangsung Bagaikan raja, murid-murid yang berada di sekitar lapangan memberikan akses jalan untuknya, bahkan para cewek-cewek yang sedang berkumpul di buat cengo dengan kehadiran cowok berwajah sureal itu.
Dia, Delvin Arsen Aldarich, sang ketua OSIS yang terkenal dengan prestasinya dan juga fisiknya yang tampan rupawan, bahkan cewek-cewek yang lagi ngancir di lapangan langsung terkagum saat melihat keberadaan Delvin yang ternyata ada diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinque
Teen FictionVania Zerlinda pernah berkata. "Gue nggak akan, ninggalin sahabat gue demi cowok." Tiba-tiba, Delvin Arsen Aldarich selaku ketua OSIS paling tampan satu sekolahan lewat. "Minggir dulu lo sono, buset ganteng banget tuh cowok." "Bangsat, Vania." "Maa...