Kelopak mata Vania terbuka perlahan, bulu matanya bergerak lambat membiarkan seluruh cahaya masuk menerobos pupil matanya. Ada perasaan bingung saat Vania yang baru bangun dari tidurnya sudah tidak menemukan Delvin di kursi kemudi. Perlahan tapi pasti Vania memposisikan cara duduknya dengan benar, terakhir kali yang Vania ingat dia sedang mendengarkan lagu Billie Eilish yang berjudul Wish you were gay dari speaker mobil lalu tanpa dia sadar setelahnya Vania yang diserang kantuk langsung tertidur pulas.
Padahal rencana awalnya, dia sudah berjanji pada diri sendiri supaya tidak tertidur dan tidak meninggalkan Delvin menyetir sendiri. Tapi mengapa dia malah tertidur coba.
Salah Billie Eilish nih. Siapa suruh suaranya terlalu lembut, bawaannya pasti akan selalu mau tidur.
Vania mengedarkan pandangnnya ke luar jendela mobil, ia sempat termangu sejenak saat menyadari dirinya telah berada di tepian pantai yang begitu indah. Hamparan Pantai itu memiliki pasir yang begitu putih, ombaknya tak terlalu besar serta pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya menambah kesan alam yang bahkan tak ada duanya sekalipun di negeri dongeng. Vania masih berdecak kagum, saat dia membuka pintu mobil dan turun dari sana masih dengan jaket kebesaran Delvin yang ia kenakan di tubuh mungilnya.
Vania menutup pintu mobil, lalu berjalan ke bibir pantai. Sesekali ia masih mengedarkan pandangan mencari dimana Delvin berada, namun sosok cowok itu juga tidak terlihat. Vania mendesah pelan, sebelum menginjak pasir pantai, ia memutuskan untuk melepaskan sepatunya dan berjalan tanpa alas kaki diatas pasir yang terasa lembut menyentuh telapak kakinya.
Vania tersenyum kecil, sudah lama rasanya sejak terkahir kali ia pergi ke pantai. Mungkin setelah ini Vania akan sangat berterima kasih kepada Delvin karna bersedia membawanya ke tempat seindah ini. Lantas Seiring dengan hembusan angin yang menerbangkan helai rambut Vania yang terurai, cewek berkulit putih itu berjalan menyisiri pantai diantara pepohonan ketapang rindang yang menciptakan tempat teduh dari terpaan sinar matahari yang sebenarnya sudah tidak panas lagi.
Vania sempat berhenti berjalan, saat dia menemukan sosok Delvin yang sedang duduk dibawah salah satu pohon ketapang, dengan mata terpejam dan tangan menyilang di depan dada. Vania tersenyum pacarnya itu pasti sedang tidur. Tidak ingin menciptakan suara desiran sedikitpun, Vania berjalan mengendap-endap kemudian berhenti dan berlutut disamping Delvin. Diam-diam Vania memeperhatikan wajah Delvin yang sedang tertidur lekat.
Wajah Vania memerah saat menyadari dalam kondisi tidur seperti ini Delvin terlihat seperti tidak nyata. Artinya Vania baru menyadari kalau Delvin memang setampan itu, jika di bandingkan dia lebih dari pada tokoh pria yang keluar dari negeri dongeng, bukan juga Malaikat dari surga karna sebenarnya Vania belum pernah melihat Malaikat. Kalau memang Malaikat setampan yang di ceritakan di dalam drama korea dan komik jepang, Vania rasa Delvin masih tampan dimana-mana.
Cowok berambut hitam legam yang kini sedang ada di hadapannya, memiliki porsi wajah yang lebih dari sekedar enak di pandang bahkan pasir pantai pun mungkin minder karna wajah Delvin yang lebih halus. Kemudian jangan lupakan hidung mancungnya Delvin yang membingkai sempurna di wajah tegasnya, matanya yang tertutup pun masih memancarkan pesona, lalu bibirnya yang merah ramun sangat menggoda untuk disentuh.
Memikirkan bagaimana Vania pernah mencium bibir Delvin, membuatnya malu sendiri namun disisi lain dia juga merasa beruntung karna bisa mencium cowok setampan Delvin dimuka bumi ini. Lagi-lagi Vania harus dibuat luluh dengan paras cowok ganteng tidak manusiawi seperti Delvin, sialan. Sebaiknya dia minggat dari hadapan cowok berbadan jangkung ini sebelum dia benar-benar akan lepas urat malu dan mencium Delvin secara diam-diam, sejujurnya Vania tidak mau dicap sebagai orang yang mengambil kesempatan dan kesempitan.
Walaupun image-nya sudah rusak di depan Delvin, setidaknya jangan menambah kenangan memalukan.
Vania hendak berdiri, namun tangan Delvin bergerak cepat untuk menarik tangan Vania hingga membuat cewek itu terkejut dan bokongnya berakhir menduduki pasir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinque
Teen FictionVania Zerlinda pernah berkata. "Gue nggak akan, ninggalin sahabat gue demi cowok." Tiba-tiba, Delvin Arsen Aldarich selaku ketua OSIS paling tampan satu sekolahan lewat. "Minggir dulu lo sono, buset ganteng banget tuh cowok." "Bangsat, Vania." "Maa...