EXTRA #1

2K 140 42
                                    

Menurut perkiraan cuaca, hari ini Jakarta akan dilanda hujan deras tapi sampai sekarang awan hitam saja nggak kelihatan, nyaris tak berawan, malahan Jakarta udah kayak gurun sahara bedanya nggak ditumpuki gunung pasir, panasnya minta ampun sampai ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut perkiraan cuaca, hari ini Jakarta akan dilanda hujan deras tapi sampai sekarang awan hitam saja nggak kelihatan, nyaris tak berawan, malahan Jakarta udah kayak gurun sahara bedanya nggak ditumpuki gunung pasir, panasnya minta ampun sampai Vania sendiri harus membawa kipas portable yang bisa dicolok ke ponsel. Selain karena makin panas menghadapi cobaan kemarau dadakan, otak Vania juga lagi mendidih mikirin isi dompetnya yang kian menipis, sebenarnya sih ada beberapa orang menawarkan endors padanya kemarin tapi Vania selalu beralasan begini 'Mon maap, tapi gue ini selebgram pensiunan dini. Gue nggak butuh uang lagi, soalnya tunangan gue yang punya lautan.'

Ehe--- Manis dimulut doang, realita tidak sebaik itu sobat burik. Boro-boro minta uang ke Delvin, mau tethering wifi saja dia nggak pernah, malu sialan, motto Vania itu simple : harga diri itu dijunjung tinggi bukan ditekan kebawah.

Yah nggak bisa munafik juga, meski Vania gak pernah minta apapun dari Delvin tapi kalau cowok itu peka dia sering memborong semua barang yang Vania mau diam-diam sama pabrik-pabriknya dan jujur saja itu bikin Vania pusing sendiri. Bayangin coba minggu lalu ketika dia ajak Vania ke Jogja dan Vania tak sengaja mendapatkan selembaran promosi Bakpia kukus begitu keluar dari hotel, siangnya Delvin yang mengira Vania kepengen Bakpia langsung tancap gas ke toko oleh-oleh kemudian memborong semua Bakpia untuk ia bawa ke Jakarta.

Setelah itu seminggu lebih, baik Mama maupun Gavriel langsung tobat nggak mau makan Bakpia lagi, tenggerokan mereka eneg seminggu full cuman habisin Bakpia supaya nggak mubazir.

Baginya, Delvin itu memang mirip Bank berjalan tapi karena Vania tahu dia akan membelikan apa saja untuknya secara berlebihan, makanya lebih baik Vania nggak minta apapun, bisa jadi kan abis ini dia beli candi padahal Vania cuman menglike foto Prambanan di Instagram.

"Aku tuh nggak percaya zodiak." Celetuk Vania lewat ponsel yang kini ada di dekat telinganya, sekarang dia sedang melakukan panggilan telepon bersama cowok yang hampir beberapa tahun ini ia pacarin, ya siapa lagi kalau bukan Delvin Arsen Aldarich.

"Terus?" Suara Delvin terdengar dari seberang, kelihatan pongah.

"Tapi tadi aku baca zodiak."

"Hah?"

"Zodiaknya bilang kalau hari ini Sagitarius bakalan tentramen."

"Katanya nggak percaya?"

"Iyasih, tapi bener loh. Hari ini kamu gampang emosian."

"Emosian? Kapan?"

"Ini, sekarang pasti lagi emosi kan? Ngaku nggak kamu?!"

"Vania."

Vania memanyunkan bibirnya. "Apa?!"

"Nggak gitu konsepnya sayang, bukannya kebalik kamu yang lebih sering marah hari ini."

"Ha? Masa sih?"

Delvin bernapas kasar. "Kita itu semobil, kenapa mesti ngomongnya lewat telepon sih?"

KinqueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang