8

2.3K 161 1
                                    

"sini gue bantuin" ian menyalurkan tangan kepada Kanaya yang terlihat kesusahan turun dari motor Ninjanya. spontan kanaya menerima bantuin ian. dan akhirnya kanaya turun dengan selamat.

"yan, makasih ya udah dianterin, kamu nggak mau mampir dulu?" ucap kanaya. 

"my pleasure aya,nggak usah ya, uda kesorean bgt takutnya mama nyariin" jawab ian dengan senyumannya.

canggung. 

"yaudah aku masuk ya" pamit kanaya sambil berbalik menuju pagar rumah. Saat sudah 2 langkah menuju pagar. Tiba tiba ian memanggil kanaya.

"hei" 

kanaya menoleh, memutar badan 180 deajat dan kini ia menghadap ian. Ian berjalan mendekatinya. 1 langkah, 2 langkah, dan jalan diantara mereka kini hanya sekitar 4 cm. Kanaya tak tau apa yang akan ian lakukan. Yang jelas tak bisa dipungkiri lagi pipinya kini memerah, jantungnya berdegup sangat kencang.

Dannnn... ian tiba tiba jongkok dan berkata "kebiasaan deh tali sepatunya copot mulu" Ian mengikat tali sepatu kanaya dengan rapi dan benar. tanpa disadari senyum kecil terlihat di bibir kanaya. 

"kan udah sampe rumah yan." ucap kanaya.

"jarak pager kamu sama rumah itu jauh aya, nanti kalo kamu jatuh gimana?" goda ian sambil tersenyum. 

"cih sa ae" jawab kanaya. 

.

.

Kanaya masuk kedalam rumah dengan hati yang berbunga bunga. Kanaya ingin menceritakan perasaan senangnya kepada mamanya. Kanaya masuk dengan langkah yang mantap. Memasuki rumahnya dan mendapati ayahnya sedang membawa koper.

"loh ayah mau berangkat lagi?" tanya tania kaget. Karena ayahnya baru sehari dirumah.

"ayah dapat undangan seminar di dari perusahaan temennya ayah" jawab ayah kanaya, kanaya sedih. Padahal ia sedang rindu berat dengan ayahnya. Yoky juga ikut bicara "iya ayah, jangan jangan nanti waktu aku ujian ayah ga disini."

"kalo itu ayah nggak bisa jamin, tapi ayah yakin jagoan papa pasti lancar ujian nya. Ayah selalu doa kan nak" sambil menepuk punggung yoky

Ayah kanaya pun pergi dari rumah dengan taxi. Sebenarnya yoky menawari ayah untuk kita bertiga mengantarkan ke bandara. Biasanya, ayah kanaya mau dan selalu ingin. Tapi kali ini ayah menolak dengan alasan sudah terlalu sore.

Ayah kanaya bilang kepada kanaya "anak papa yang cantik ini harus nurut ya sama mama, kamu anak pertama kanaya. Kamu harus bisa belajar memimpin mama dan adikmu dengan baik, walaupun kamu perempuan, ayah yakin kamu pasti bisa" kanaya menatap raut wajah laki laki berusia 54 tahun itu, wajahnya sudah tua.

"ayah, tenang aja. Kan biasanya kalo ayah kerja juga kanaya yang jaga mama sama yoky"

Hati kanaya tak tenang saat ayahnya menaiki taxiuntuk menuju bandara. Seperti tak mengiklaskannya untuk pergi.

sorry for short update :) 


Aya!Stop Make Me..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang