let me tell you a story

1.8K 90 10
                                    

“kok kamu disini?”

Laki laki itu hanya menatap Kanaya bingung. Hingga akhirnya, pintu lift menutup kembali. Kedua orang itu hanya diam di tempatnya masing masing. Kanaya hanya melihat diam nelihat pintu itu menutup. Begitupun, laki laki itu juga hanya berdiam diri melihat pintu lift itu menutup.

Kanaya terbangun dari lamunannya. Saat itu hanya dia yang berada di dalam lift itu. Mengapa dirinya bertemu Reza disini? Mengapa juga ada Eva dan Ryan? Apakah suatu kebetulan? Kanaya kembali fokus pada hapenya dan mecari kontak Reza.

Ia menelfon dan setelah pintu lift terbuka ia lebih memilih lewat tangga daripada lift. Ia berlari dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.

Sial. Mengapa tak diangkat? Batinnya.

Ia sekarang berada di lantai 1. Langkah kakinya membawanya menuju lobby. Ia mencari cowok berpawakan sedikit tinggi. Matanya tak bisa lepas dari sudut sudut rumah sakit.

“kamu nyari aku?” tanpa ia sadari, laki laki itu sudah berdiri di belakangnya sekarang. Masing menggunakan seragam, tas yang masih menempel pada bahunya.

Kanaya berbalik arah menuju suara yang ia kenal itu “kok kamu disini? Maksud kamu bilang ke aku tadi malem kaya gitu kenapa yan?” Kanaya memberhentikan ucapannya. Yan?

“maksud aku za, maaf maaf za aku nggak sengaja” Reza tersenyum menatap kanaya. Reza megambil kedua tangan kanaya dan berkata “aku nggak marah kok, aku tau kamu masih sayang dia. Aku emang nggak ada apa apa nya dibanding dia.”

Kanaya mengerutkan dahinya. Bukan ini yang ingin ia bahas sekarang. Ia hanya ingin tau, Apa yang di lakukan Reza disini? Kanaya mengulangi pertanyaan yang sama.

“kamu ngapain disini reza?”

Terlihat kegelisahan di raut wajah Reza. Tangannya yang awalnya mengenggal tangan kanaya sekarsng dilepasnya “aku abis jenguk temen aku,abis kecelakaan”

“kasian banget, boleh aku jenguk?” tanya kanaya spontan.

“eh jangan jangan!” jawab ian dengan kaget.

“loh kok nggak boleh?kenapa kok kaget gitu sih?kan aku cuman pengen jenguk aja.” tanya kanaya heran.
Reza melirik sekitarnya, ia bingubg harus beralasan apa untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Kanaya. Ia melirik jam tangannya.

“ga gitu..gausah deh, kamu ngapain disini?” Reza mencoba untuk mengalihkan pembicaraan Kanaya.
“yoky masuk rumah sakit, cuman tifus aja”

.

.

“sejauh ini sih belom ada perkembangan apa apa dari Ian. Kata dokternya, mungkin penyebab kepalanya kebentur keras waktu kecelakaan. Dia juga kehilangan darah banyak. Tante cuman bisa berdoa buat anak tante satu satunya.” Air mata tak terasa jatuh di pipi mama Ian. Pelukan tangan tiba tiba ada di bahu mama Ian.

Eva coba nenangin wanita tua yang ada di sebelahnya dengan mengelus ngelus bahunya “Tante sabar ya, Ian pasti kuat kok.”  Kalimat penenang itu hanya di balas anggukan dengan desakan tangisan oleh Mama Ian.

Kiki, Abi, Widya, Eva, dan Ryan menatap sendu cowok yang biasanya kuat dan periang sekarang terbaring lemah diatas kasur dengan balutan perban yang begitu banyak menutupi sebagian badannya.
Setelah sekitar 1 jam menjenguk Ian, Akhirnya mereka pamit kepada mama Ian. Mereka mencium tangan untuk pamit pulang.

Waktu mereka berjalan menuju lift, Tiba tiba Eva membuka pembicaraan “eh tadi gue sama ryan ketemy Kanaya di parkiran basement”

“serius demi apa lo?ngapaim dia disini?” tanya kiki dengan suara ala ala remaja lebay.

Aya!Stop Make Me..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang