rindu setengah mati

2.1K 102 10
                                    

Fabian pov.

"mas hot green tea latte nya satu"

Duduk di deket jendela emang favorit gue apalagi ini kursi favoritnya Kanaya juga. Ya, gue nggak keluar kota,gue masih di Bandung. Kalian tau sendiri kenapa gue harus bohong.

Sebenernya sih dari Kiki sampe Widya tau gue masih sekolah disini. Tapi gue minta mereka tolong jsngan bilang ke kanaya. Dan lebih tepatnya lagi, di sekolahnya Reza. Gue emang anaknya lumayan ansosmed jadi kanaya nggak seberala curiga buat nyari keberadaan gue.

Hangat nya green tea latte selalu buat gue tenang. Aromanya selalu buat gue kebayang sama kanaya. 2 bulan ini jujur gue gabisa lepas buat mikirin dia. Gue relain dia buat jadi pacar temen gue sendiri. Gue nggak tau apa perbuatan gue bener? atau salah? gur mikir harus banget ya gue relain hati gue sakit buat Reza?

Gue natap cowok yang memakai kaos polo warna merah. Dia ngajak gue ketemuan karena dia curhat tentang kekasihnya. Kanaya.

"yan,kayaknya kanaya belom bisa buka hati buat gue lagi deh" Reza natap rintikan hujan di luar jendela.

"maksud lo? udah lah za, Namanya juga proses. sayang sama orang kan ga segampang lo matahin hati orang." jawab gue

"tapi yan, gue ngerasa kalo dia itu masih naroh lo dihatinya. Masih ada nama lo di hatinya. Dari cara dia ngomongin lo,dari cara dia ngepoin lo." matanya mulai natap gue dengam melas tanda ia sedih.

Gue narik nafas panjang, nggak tahu mau jawab apa buat perkataan dia tadi "lo sekarang mintak maaf sama dia cepet kerumahnya sekarang, lo gaboleh nyerah" jawaban itu jawaban bohong dari gue.

Reza berdiri dan mengambil kunci mobilnya di meja. dia keluar dengan langkah mantap. Gue yang liat dari jauh cuman bisa senyumin dia tanda memberi semangat.

kanaya aku rindu kamu.

Author pov.

"reza?"

Gagang pintu yang masih kanaya pegang menjadi basah karena tangan Kanaya berkeringat saat Reza datang.

"iya, kan aku kesini mau minta maaf sama aku mau ngomongin sesuatu." Mata reza menatap mata Kanaya dalam, reza tidak pernah se serius ini batin kanaya.

"ngomong apa?" tanya kanaya penasaran.

Reza mengambil tangan kanaya dan mengenggamnya. "sebenernyaa..."

"kaakakkkkkkkk!! kunci mobilnyaa dimanaa?!" Yoky turun dari tangga dan langsung lari menuju kanaya.

"ih mana kakak tau" jawab kanaya singkat, ia masuk keladam rumah untuk membantu Yoky mencari kunci mobil. Genggaman tangan Reza sementara ia lepas.

Reza bingung apakah ia harus memutuskan hubungan ini dan bilang yang sebenarnya? atau bertahan? Kaki reza masuk kedalam rumah bercat coklat muda. Ia duduk di ruang tamu untuk menunggu Kanaya yang sedang mencari kunci mobil.

Tak lama pun Kanaya kembali menuju Reza, ia menguncir rambutnya dan mulai duduk di sebelah Reza "tadi mau ngomomg apa?" Reza merapikan poni Kanaya sambil tersenyum.

"nggak,nggak jadi" jawab reza singkat.

Bibir mungil kanaya manyun, ia memasang wajah memaksa agar Reza mengatakan apa yang ia ingin katakan.

Reza menaikkan satu alisnya sambil tertawa "nggakpapa sayang, yaudah aku pulang dulu ya. Udah sore lagian"

Kanaya mengangguk sambil tersenyum. Ia mengantarkan Reza sampai ke gerbang pintu rumahnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan normal dan lama lama menghilang.

Aya!Stop Make Me..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang