shall we?

2K 115 3
                                    

Jam menunjukan pukul 3 sore, Kanaya memberes bereskan peralatan dance. Lalu, ia terduduk karena ia merasa capek akibat latihan dance yang dimulai dari jam 1. Hari ini Ian janji mengantarkan ia pulang. Tetapi, sudah 20 menit ia menunggu ian tak kunjung datang. Kanaya menelfon ian beberapa kali, tetapi tidak ada respon darinya.

"ian mana kan?kok nggak keliatan?" Lia duduk disebelah kanaya sambil meminum air mineral dingin yang barusan ia beli di depan sekolah.

kanaya celingukan mencari ian lalu ia menatap Lia"gaktau nih,tadi sih bilangnya kerja kelompok sama sheila,bayu,sama caca."

"yaudah, kita ngembaliin sound speaker dulu ke gudang yuk"ucap lia sambil berdiri dan menyalurkan tangannya kepada kanaya. Kanaya pun menganguk tanda setuju dengan ajakan Lia.

.

.

Suasana di perpustakaan saat itu sangat sepi. Hanya ada kelompok Ian yang sedang kerja kelompok saja.

"guys cukup ya buat hari ini. nanti itu gambarnya tinggal di tempel tempel aja ya." jelas Bayu kepada anggota kelompoknya.

Saat semua sudah bersiap siap untuk pulang, Sheila yang masih mencatat data data pekerjaan kelompok meminta bantuan kepada Caca.

"bantuin gue dong ca, bikinin 2 tabel" sahut sheila yang tidak menatap caca dan masih sibuk membuat tabel.

"duh sheil, gue harus cepet cepet pulang nih. gabisa gue, tuh ian aja tuh daaaah" caca menolak untuk membantu Sheila. Ian menatap Sheila yang kesusahan membuat tabel segera mengampiri Sheila dan duduk di depan.

garis demi garis ia buat untuk membuat sebuah tabel yang semourna di atas kertas. Walaupun sheila membuka pembicaraan kepada ian, cowok itu hanya membalasnya dingin. Saat ian mendengarkan suatu perkataan yang membuat ian mengalihkan pandangannya dari kertas tabel.

"yan liat gue,gue mau ngomong tentang kanaya."

"ngomong apa?"tanya ian heran.

"maafin gue selama ini gue sama Rony ganggu hubungan lo sama Kanaya. Gue udah sepakat sama Rony buat nggak ngeganggu hubungan kalian lagi. Gue tau nggak seharusnya gue sama Rony ngelakuin hal hal yang nggak seronok ke kalian berdua." jelas kanaya sambil tertunduk tidak berani melihat muka Ian.

"kenapa lo..."

"gue liat lo sayang banget sama dia, separah gue sama rony ngeganggu hubungan kalian, lo masih aja look fine fine aja. Gue yakin dalam hati lo udah ada komitmen kesetiaan dan komitmen itu menciptakan sebuah kenyamanan dalam hubungan kalian" kali ini pembicaraan menjadi serius. Sheila menjulurkan tangannya tanda meminta maaf pada Ian.

Ian memajukan badannya dari sandaran kursi, lalu menatap tangan itu beberapa detik. Ian menyalurkan tangannya dan memberi senyuman kecil pada saat itu.

"KANAYAAA LO MAU KEMANAAA?!?!?" Ian menoleh ke asal suara. Ian lupa hari ini ia janji mengantarkan Kanaya pulang. Ia berlari menuju cewek yang berteriak tadi, ia adalah Lia.

Lia menatap ian tajam "parah lo yan." Lia berlari menuju kanaya.

Ian kebingungan dan berteiak kepada lia "gak gak, ini salah paham" kali ini Ian berlari mengejar mereka berdua. Langkah kakinya menghentakkan setiap lantai yang ia lewati. Ia melihat Kanaya yang sedang membereskan tasnya di sanggar. Kanaya menangis.

"aya....ini salah paham,dengerin aku dulu. tadi shei-"

"gue pulang bareng lo li" Kanaya menarik tangan Lia dengan cepat. Tetapi, ian menahan tangan kanaya agar tidak pergi.

Kanaya menoleh, ia manatap kekasihnya dengan tatapan serius. Ia melirik tangannya yang sedang ditahan oleh Ian isyarat untuk melepaskaan tangannya.

Aya!Stop Make Me..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang