Jangan Seperti Ini

6.9K 444 2
                                    

Author seneng bangett!! Ternyata ada juga yang suka sama cerita author😆. Makasih buat dukungannya😊🙆

Oke happy reading!!!😘

   Malam mulai menyelimuti Kerajaan Fire.

Sepi.

   Tak ada aktivitas berlalu lalang seperti di saat pagi hari, hnya ada beberapa pengawal yang berjaga. Semua telah masuk ke dalam alam mimpi mereka masing-masing. Namun tidak dengan Luna dan Lee, mereka masih dengan fikirannya masing-masing.

Tes.


   Luna menangis lagi, entah apa yang sedang ada di fikiran Luna, namun perasaan gadis itu saat ini hanya ingin menangis.

"Maafkan aku," ucap seseorang yang kini tengah memeluk Luna dari belakang.


   Luna menoleh. Ia mendapati Lee yang sedang memejamkan matanya di bahu gadis itu. Lee membalikan tubuh mungil itu agar menghadap ke arahnya. Lee menghapus sisa air mata dari pipi mulus itu.


"Kau menjadi sangat kurus. Kudengar kau tak makan apapun selama tiga hari," ucap Raja dari Kerajaan Fire itu dengan lembut.

Luna hanya diam menunduk.

Lee meraih dagu ratunya itu, "Kau marah padaku?" tanya Lee yang melihat Luna tak kunjung menatapnya.


"Tatap aku," kedua mata mereka bertemu, tersirat perasaan rindu di antara keduanya.

Chu.

   Lee mencium singkat bibir mungil itu. Mata legam itu terbelalak kaget atas perlakuan pria yang sudah ia rindukan selama beberapa hari ini.

"Ku mohon bicaralah sesuatu. Jangan diamkan aku seperti ini," imbuh Lee pelan.

"Jahat!" ucap Luna. Mata indah itu mulai berkaca-kaca.

"Kau jahat! Jahat! Ka..kau sangat jahat!" Lee tersenyum mendengar makian dari Luna, bahkan sekarang tangan mungil itu sedang memukuli dada bidang Lee dari luar bajunya yang sedikit terbuka.

"Pukul aku. Tapi jangan pernah mendiamkanku," Lee tetap membiarkan Luna memukulinya hingga Ratunya itu puas.

"Hiks..kau jahat! Hiks.."  Luna mulai memelankan pukulannya. Lee meraih dagu mungil itu lagi dan menghapus cairan bening itu yang masih membanjiri pipi Luna.

"Hey! Ada apa? Kenapa kau menangis?" tanya Lee bingung.

"Kau! hiks.. Mendiamkanku selama hiks.. tiga hari lamanyaaaa huaaaaa!!!" tangis Luna pecah. 

"Maafkan aku," pinta Lee dan langsung memeluk tubuh ringkih itu dengan kekeh geli yang menghiasi wajah tampannya.

   Lee melepaskan pelukannya dari luna .

"Uljima chagi-ya ( jangan menangis sayang ). Mianhae jeongmal," ucap Lee menatap iris hitam milik Luna.

"Aku tidak bermaksud seperti itu," tambah Lee.

"Jangan lakukan itu lagi," pinta Luna pelan.

Lee menggeleng, "Tak akan."

"Jangan diamkan aku. Hiks.." ucap Luna sesenggukan.

"Aku tak akan lakukan itu lagi. Sudahlah uljima ne?" Luna mengangguk pelan.

   Lee meraih Luna ke dalam pelukannya.

Cup.

   Lee mencium pucuk kepala Luna, menghirup dalam-dalam aroma khas istrinya itu.

"Saranghae" ucap Lee tersenyum simpul.

   Luna mendongkak ke atas untuk menatap wajah suaminya itu, "Nado saranghae." balas Luna dengan senyum manis yang gadis itu miliki.

"Baiklah. Ini sudah malam kau harus istirahat," titah Lee yang menuntun Luna menuju tempat tidur. Luna hanya mengangguk patuh.

"Tapi..sebelum kau tidur, kau harus memakan makananmu dulu, arraseo (mengerti)?" tanya Lee lalu meraih makanan yang ada di meja dekat tempat tidur.

Luna berfikir sejenak.


Jika aku makan, maka.. Itu sama saja aku makan tiga kali lipat, dan itu artinya aku akan... Ah! Annio-annio aku tidak boleh makan. Fikir Luna dalam hati.

"Apa yang kau fikirkan? Ayo! Buka mulutmu," titah Lee yang melihat Luna tadi menggelengkan kepalanya sendiri.

"Ah! Itu, Lee.. Mm.. Aku makannya besok saja, lagian ini kan makanan tadi siang jadi itu tidak baik," ucap Luna tersenyum kaku.

Lee menaikan satu alisnya, "Tak masalah. Aku bisa menghangatkannya dengan kekuatanku," jawab Lee.

   Luna menelan saliva nya dengan susah payah. Huh! Ia lupa jika kekasihnya itu bisa melakukan apa saja yang ia mau.

"Aish! Lee, kenapa kau tak mengerti ?! Aku tidak mau makan karena aku takut jika berat badanku bertambah!" ucap Luna lagi dalam hatinya cemas.

"Hahaha.. Kau tidak mau makan karena takut jika nanti berat badanmu bertambah? Kau ini lucu sekali Luna. Lagipula aku bisa menghangatkannya lagi," Lee mencubit gemas hidung mancung gadisnya itu.

Deg.

   Luna menggigit bibir bawahnya. Ia merutuki dirinya sendiri, ia lupa jika Lee bisa mendengar apa yang ia katakan dalam hati.

"Ah, iya. Kau benar," ucap Luna kikuk sendiri.

   Lee menghentikan tawanya, "Sudahlah. Aku akan tetap mencintaimu meski nanti berat badanmu bertambah," goda Lee sambil mengerlingkan sebelah matanya. Luna hanya berdecak sebal
"Ayo. Aaaaa.. Cepat buka mulut mu," titah Lee sambil menyodorkan satu sendok makanan.

   Luna menatap makanan itu dan Lee berulang kali, perutnya memang terasa lapar bahkan sangat tapi ia juga memikirkan berat badannya. Luna menarik nafas beratnya dan menerima suapan Lee.


"Anak pintar," puji Lee. Luna hanya memutar bola matanya kesal.

   Setelah Luna memakan makanannya, gadis itu langsung tertidur sangat lelap, bayangkan saja selama tiga malam tidak makan dan tidur. Lee tersenyum geli melihat gaya tidur Luna yang menjulurkan lidahnya keluar sambil sesekali mendengkur pelan.


"Kau tau? Aku sangat mencintaimu," ucap Lee kemudian mengecup pucuk kepala Luna cukup lama.

Hufft... !!! Semangatin author dumss!!😳
Lee -> "cie! Authornya kurang belaian"
Author -> "anjay lu! Gua bunuh luna-nya baru tau ntar!"
Lee -> "authornya PMS permisah!!"
Author -> "-_-"

The King Element And I #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang