Sekarang Lee dan Luna sedang berada di taman kerajaan. Lee menatap Luna yang masih menyunggingkan senyumannya.
"Kau senang?" tanya Lee.
"Yah, aku sangat senang. Wah! Lihat ini Lee. Mmm..bolehkah aku memetiknya?" tanya Luna yang melihat bunga kecil berwarna kuning itu. Luna menatap Lee dengan ragu, ia takut jika ia tak diperbolehkan untuk memetiknya."Tentu," angguk Lee dan tersenyum simpul.
"Tapi aku ingin kau yang memetiknya," pinta Luna dengan sedikit manja. Lee tersenyum lagi lalu mengambil bunga itu dan menyodorkannya ke arah Luna.
"Ck!! Kau tak pernah romantis sama sekali!" Ucap Luna kesal. Lee mengernyitkan keningnya.
"Aish! Seharusnya kau menyelipkan bunga itu di telingaku," tambah Luna lagi. Lee tersenyum simpul lalu mulai menyelipkan bunga itu di telinga kiri Luna.
"Terlambat," gerutu Luna.
"Tapi tak apa. Aku senang," tambah Luna dan tersenyum manis ke arah Lee.
Setelah cukup lama berjalan-jalan di taman, Luna dan Lee duduk di bawah pohon yang cukup rindang dengan posisi Luna tertidur di paha Lee.
"Lee, Mm.. maksudku Yang Mulia," ralat Luna.
"Tak usah memanggilku seperti itu, aku masih tetap Lee mu yang dulu." ucap Lee sambil mengelus rambut Luna dengan lembut.
"Lee sebenarnya di sini aku merasa kesepian. Ah! Lebih tepatnya aku tidak memiliki teman, jadi bisakah kau mencarikan teman untukku?" tanya Luna.
"Teman? Bukankah di sini sudah ada aku?" jawab Lee santai dan masih terus menatap manik hitam di hadapannya.
"Tapi.. Kau kan seorang Raja dan tugasmu pasti sangat banyak. Jadi kau tidak bisa terus bersamaku," jelas Luna sambil menggembungkan pipinya. Lee terkekeh melihat tingkah gadisnya itu.Lee mencubit pipi Luna sedikit keras.
"Aww!! Kenapa kau mencubit pipiku?!" tanya Luna kesal.
"Kau membuatku gemas chagi," jawab Lee masih dengan senyumannya itu.
"Menyebalkan!" gerutu Luna sambil memegang pipinya yang sedikit memerah.
"Mianhae, apa masih sakit?" tanya Lee dengan nada khawatir. Luna mengangguk cepat seperti anak kecil.
Cup!
Lee mengecup sekilas pipi Luna yang tadi ia cubit.
Blush.
Pipi Luna memerah dengan perlakuan Lee padanya. Pasalnya Lee seperti tidak tahu tempat untuk berbuat hal seperti itu.
"Kau selalu saja membuatku malu," ucap Luna yang masih menutupi wajahnya dengan sepuluh jari lentiknya itu."Jangan tutupi wajahmu yang cantik itu chagi," bisik Lee lembut di telinga Luna dan itu membuat Luna sedikit merinding.
"Hey! Ayolah jangan seperti ini, apa kau marah?" tanya Lee yang melihat Luna tak kunjung membuka kedua tangannya. Luna menggeleng lalu menurunkan kedua tangannya.
"Aku tak marah, Lee." ucap Luna.
"Aku hanya ingin punya teman," lirih Luna. Lee yang mendengar hal itu mulai tak tega melihat Luna selalu sendiri saat ia sedang sibuk dengan tugasnya.
"Baiklah nanti akan aku carikan teman untukmu," hibur Lee. Luna beranjak bangun dari tidurnya.
"Benarkah?" tanya Luna. Lee mengangguk.
"Ahh!! Terimakasihh!!!" sorak Luna senang dan....
Cup.
#end!!! Terus kasih suport kalian yahhh💋
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Element And I #Wattys2017
Fantasia(SEDANG DI REVISI) Aku wanita biasa, manusia biasa dan tak pernah membayangkan jika aku akan menjadi Ratu dari Dunia Fantasy. Yang kupikir, Dunia Fantasy itu tak ada dan tak pernah ada. Tapi sekarang aku sendiri berada dalam Dunia Fantasy itu.