Happy reading guys!!
Jangan bosen-bosen yaksss!!! ;'v
Cup.Luna mencium singkat pipi Lee, membuat Lee sedikit malu dengan sikap Luna .
"Ah maaf, aku terlalu senang hingga aku .."
"Tak apa kau kan istriku, untuk apa kau meminta maaf" potong Lee sambil menyunggingkan senyumannya .
Luna membulatkan matanya
istri? Hey!! Aku ini masih sekolah dan kenapa ia bilang aku ini istrinya ?
"Aku bisa mendengarnya Luna.. Dan apa kau tak mau memiliki suami tampan sepertiku?" sindir Lee.
"Kau.. Kau bisa mendengar apa yang ku ucapkan?" tanya Luna kaget.
"Tentu" jawab Lee santai.
Lee pergi meninggalkan Luna yang memasang wajah tak percayanya itu, Luna menyadari kepergian Lee dan langsung menghampirinya.
"Tapi Lee kita sama sekali belum menikah, dan dengan santai nya kau menyebutku istrimu?" tanya Luna yang kini sudah berada di samping Lee, Lee membalikan tubuhnya untuk menghadap Luna.
"Kita sudah menikah, bahkan saat kau dilahirkan" jawab Lee yang kini tengah menatap lekat kedua bola mata Luna.
"Benar, ternyata kau sudah gila" dengan helaan nafas beratnya .
Lee menatap tajam Luna, seakan pria itu tidak suka dengan pernyataan Luna barusan .
"Ma..maaf aku tak bermaksud berbicara seperti itu, ak, aku.." ucap Luna terbata-bata.
"Jaga batasan mu ratu !" peringat Lee dengan penekanan, Luna menundukan wajahnya. Ia sangat takut dengan Lee sekarang, gadis itu merasa bahwa yang sekarang dihadapannya bukanlah Lee nya melainkan orang lain.
"Dan ingat! Ini dunia elemen! Bukan dunia manusia, kau paham?!" gertak Lee dengan suara yang cukup keras.
Mata Luna memerah, menahan cairan bening itu agar tidak keluar dari tempatnya. Ia menggigit bibir bawahnya sendiri agar isakannya tak terdengar . belum pernah Lee membentaknya seperti itu, dan itu membuat hati luna terasa sakit,
Lee pergi meninggalkan Luna yang masih tertunduk .Tiga hari sudah Luna mengurung dirinya sendiri didalam kamarnya. Luna sama sekali tak menyentuh makananya sedikit pun, dan selama itu pula lee tak pernah menjenguknya.
Sejak kejadian di taman itu, Luna sering merenung sendiri, bahkan matanya yang indah sudah berubah seperti mata panda .
"Yang mulia, anda sudah tiga hari tidak makan apa-apa anda tidak boleh seperti ini yang mulia, jika anda terus seperti ini anda bisa sakit." imbuh sang pelayan.
"Yang mulia hamba mohon, makanlah sedikit saja." tambahnya lagi.
"Aku tak lapar." ucap Luna pelan dengan suara seraknya.
"tapi.."
"Pergilah! Aku ingin sendiri" titah Luna.
Ditempat lain..
Lee yang kini tengah sibuk dengan tugasnya yang sudah menumpuk, terganggu oleh kedatangan seorang pelayan.
"Beribu-ribu ampun yang mulia, hamba tidak bermaksud mengganggu pekerjaan anda. Tapi.. Ratu sudah 3 hari tak mau makan bahkan Ratu sendiri terus melamun dan menangis."
"Jadi?" potong Lee.
"Emm.. Hamba khawatir jika nanti Ratu sakit" ucap pelayan tersebut.
"Aku tau! Pergilah!" titah Lee datar.
"Baik yang mulia" patuh sang pelayan.
Shin yang sedari tadi mendengar pernyataan dari seorang pelayan mulai membuka suara.
"Yang mulia, hamba fikir yang mulia harus menjenguk permaisuri" saran Shin yang tak lain adalah teman sekaligus penasehat Lee di kerajaan Fire.
"Aku masih banyak pekerjaan." jawab Lee yang masih fokus dengan gulungan-gulungan kertas di atas mejanya itu.
"Yang mulia hamba tau, sebenarnya yang mulia sendiri tengah merindukan permaisuri luna" tebak Shin.
"Sekarang kau jadi lebih banyak bicara" sindir Lee pada sahabatnya itu.
_goodNight readers_
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Element And I #Wattys2017
Fantasy(SEDANG DI REVISI) Aku wanita biasa, manusia biasa dan tak pernah membayangkan jika aku akan menjadi Ratu dari Dunia Fantasy. Yang kupikir, Dunia Fantasy itu tak ada dan tak pernah ada. Tapi sekarang aku sendiri berada dalam Dunia Fantasy itu.