Revisi: 25/04/2021
---
siapa sih yang nggak mau punya tubuh yang bisa dibilang 'goals' oleh orang-orang atau wajah glowing berseri tanpa jerawat, tentu aja gue mau banget. setelah apa yang terjadi di waktu smp, gue mencoba sebisa mungkin untuk merawat diri meskipun terkadang rasa lelah dan putus asa gue rasakan. kenapa harus lelah dan putus asa? entahlah mungkin karena rasa insecure yang gue rasakan ini lah yang membuat gue merasa kalau mau pake cara apa pun, gue akan tetap seperti ini. hal ini juga terbukti saat gue sma karena orang-orang selalu melihat sahabat-sahabat gue ketimbang gue yang jelas-jelas ada di dekat mereka—membuat gue jadi merasa kalau gue ini yahhhh biasa aja?—atau malah nggak semenarik itu di mata orang-orang lain.
maka dari itu, gue selalu nggak percaya waktu orang-orang bilang kalau ada yang suka sama gue. hal ini selalu gue tanggepin dengan becandaan, atau dengan menganggap 'seseorang' yang suka gue ini lagi salah makan sampai-sampai bisa seperti itu. terdengar menyedihkan memang, tapi gue hanya nggak mau nyakitin diri sendiri dengan terlalu berharap.
salah satu contohnya (dan membuat gue kebal... maybe?) adalah haechan. ada-ada aja hari di mana dia ngasih tau gue kalau "jeno tuh suka lo, dir." bak alarm di pagi hari. haechan sesering itu ngomong hal serupa ke gue, dan gue hanya menganggap omongannya ini sebagai bagian dari becandaan dia doang karena begitu lah haechan. kadang gue berencana buat ngambil piala debat inggrisnya mark saking pingin nimpukin cowok yang satu ini. yang jelas, gue ngga mau ngebawa serius ucapannya haechan apalagi yang nyangkut-pautin perasaan jeno atau apa pun itu.
toh gue nggak secantik atau semenarik siyeon, atau cewek-cewek yang pernah deket sama jeno. jadi mana mungkin dia suka sama gue?
ngomong-ngomong soal jeno, dia beneran marah sama gue. cowok itu cuma ngebaca chat gue seharian tanpa berniat buat membalas, terus waktu di kelas pun dia ngga ada ngelirik gue sama sekali. padahal cuma masalah gue diet doang, dan reaksi dia selebay ini?
"kagak tau, temen lo emang aneh." balas gue saat jaemin yang duduk di hadapan gue bertanya soal sikap aneh jeno.
"lah emang jeno ngapain?" andaruni balik bertanya.
"dia ngedumel mulu anjir, capek gue dengernya." ucap jaemin sambil mainin spidol. "mana tiap ngedumel dia bawa-bawa nama dira!"
gue muter kedua bola mata gue, jengah. "dasar bocah,"
"karena masalah kemaren, ya?" cewek di sebelah gue berbisik, namun masih bisa di dengar oleh jaemin yang semakin mendekatkan tubuhnya kepo.
"kenapa kenapa kenapa?"
"dia marah gara-gara gue diet."
"diet? jeno marah sama lo hanya karna diet?" gue cuma nganggukin kepala sebagai jawaban. jaemin mukanya udah asem banget, ngga nyangka sama jawaban gue.
"alay banget demi apa pun jeno sumpah" teriak jaemin tiba-tiba, "masa lo marah-marah ngga jelas gitu cuma gara-gara cewek lo diet?!"
"gue bukan ceweknya dia–"
"diem lo!" saut suara dari bangku belakang, jelas suara jeno.
"jeno lebay anjir, masa karna lo diet aja sampe kayak gitu." andaruni mulai buka suara, tapi dari gelagatnya dia nggak enak. "protektif banget jadi cowok ya ampun..."
"ya kalau gue jadi jeno gue juga bakal marah sih," jawab jaemin, "abis lo tuh udah kurus, ngapain pake diet segala?"
"gue iseng doang ikut temen-temen diet, ya!"
dan setelah itu gue mendapat kultum tentang '101 alasan mengapa dira tidak perlu diet lagi' dari jaemin na.
---
"lo tunggu sini bentar, gue ambil motor dulu."
gue cuma ngangguk sambil ngeliatin andaruni yang mulai jalan ke tempat di mana motornya terparkir. setiap pulang sekolah gue biasanya bareng jeno, tapi berhubung gue dan jeno lagi 'perang dingin', gue jadinya bareng ndaru–sekalian nemenin dia buat nyari puding sama fla instan di supermarket deket sekolah.
sambil nunggu sahabat gue yang satu ini, gue mainin game 2048 yang entah sejak kapan udah ada di hp. kegiatan gue buat menang dengan mendapatkan balok bertuliskan 2048 ini terus berlanjut sampai seseorang menepuk bahu gue.
dan saat gue ngedongak, gue hanya mendengus pelan.
mas seungkwan sama mas vernon—kakak kelas yang gue kenal karena satu ekstrakulikuler, berdiri di hadapan gue dengan seorang cowok yang wajahnya gak begitu gue kenal berdiri di hadapan gue.
"sendirian aja neng? mau ikut sama om, ngga?" ucap mas seungkwan iseng sambil noel-noel pundak gue, membuat gue secara refleks nyubit tangannya.
"kagak balik lu? nungguin jeno apa gimana?" kini ganti mas vernon yang bertanya. gue menggeleng kaku.
"engga. lagi nungguin andaruni, mas." jawab gue seadanya. mata gue pun beralih ke cowok yang berdiri disamping mas vernon–dan tepat banget dia juga ngeliat gue.
mas seungkwan yang sadar kemana arah pandangan gue berucap, "oh ya dir, ini moonbin. yang waktu itu ngechat lo–"
"lo kali kwan yang ngechat pake hp gue ish," jawab cowok bernama moonbin itu sambil memukul pundak mas seungkwan, lalu perhatiannya balik lagi ke gue, "gue moonbin."
oh ternyata dapet kontak gue karena mas seungkwan, batin gue. cowok di hadapan gue ini ngulurin tangannya dan gue balas buat menjabat tangan dia.
"dira, sebelas ips empat." balas gue. setelah melepas jabatan tangan kami berdua, gue menatap ke mana pun kecuali mas moonbin karena cowok itu masih setia menatap gue.
andaruni juga di mana sih lama banget!!???
"udah woy jangan diliatin mulu, ada yang marah nanti!" sungut mas seungkwan sambil mengusap wajah cowok di sampingnya. gue sendiri tertawa kaku, namun deep down berterimakasih karena tampaknya mas seungkwan sadar akan ketidaknyamanan gue yang sedari tadi diliatin.
...tapi siapa yang marah coba?
"lah emang siapa yang marah?" tanya mas moonbin dengan wajah keselnya.
"bukan pacar, tapi calon pacarnya." mas vernon menimpali, matanya sedari tadi menatap satu titik.
dan saat gue ngikutin arah pandangan cowok berdarah amerika itu, gue membeku ditempat.
jeno ngeliat kita berempat (atau gue doang?) dengan tatapan tajam, ngga ngehirauin siyeon yang tampaknya baru saja menghampiri cowok itu.
"bener kata gue apa—ada yang marah kan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
diet // jeno nct [✔]
Fanfic[revisi: 12-04-2021] dira berusaha untuk diet. namun jeno lee, sahabat (sekaligus cowok yang ia suka) tak suka dengan rencananya tersebut. © tartar-sauce, 2017 #18 at jeno (20200219) #34 at ss (20180503) #103 at ss (20171015)