Prolog

17.8K 577 6
                                    

Plakk

Tamparan keras mendarat dipipiku. Tamparan yang baru aku rasakan selama 27 tahun. Dia belum pernah menamparku  sebelumnya, jangankan  menampar mencubit, marahpun  tidak pernah.

"Kamu mempermalukan mamah, Dzefin!!!" aku hanya diam  menatap air mata mamah jatuh  dengan deras.
"Maaf." kata itu yang bisa aku ucapkan.
"Maaf?? Setelah  apa  yang  kamu lakukan, kamu bilang  maaf???"

"Fit, tenangkan dirimu."

"Apanya yang tenang?? Dia mempermalukan keluargaku  dan keluargamu."

Papah menatapku kecewa, aku merasa malu karena walau bagaimanapun aku memang  pasti mempermalukan dia dan  keluarganya.

"Aku tau mah, tapi aku juga harus bertanggung jawab  dengan janin yang di kandung  Angela."

"Mamah tidak pernah melarang  kamu mencintai siapapun, tapi  tidak dengan melakukan hal yang diluar batas. Apalagi kamu melakukannya  diluar nikah."

Aku langsung berlutut  meminta maaf pada mamah.
"Mah beri aku restu untuk menikah dengan Angela, walau bagaimanapun bayi yang dia kandung adalah bayiku."

Mamah langsung mundur, dia  terlihat syok dengan apa yang  aku ucapkan.
"Kenapa kamu meminta restu pada mamah setelah kamu melakukan hal itu dengan mudahnya. Kamu menikah saja dengan atau tanpa persetujuan  mamah. Kamu lakukan apa saja  yang kamu ingin." mamah langsung pergi.

"Papah??" aku berniat meminta  pertolongan papah meski kenyataannya itu konyol.

"Biar papah yang bicara sama  mamah. Mungkin dia terlalu syok dengan kenyataan ini. Dzefin kamu pandai mencari  wanita." papah menepuk  pundakku dan pergi.

"Dzefin seharusnya kamu tidak  melakukan ini. Kenapa kamu harus mengakui kalau ini adalah anak kamu."

"Angela, akan lebih baik jika  keluargaku tau kalau ini adalah  anakku. Lagipula bukankah  itu  pesan terakhir  Jeremi?"

Angela menangis dia masih belum bisa menerima kenyataan kalau calon  suaminya meninggal sebelum  hari pernikahan.
"Angela, aku akan bertanggung jawab apapun yang terjadi. Mamahku akan merestui kita." aku mencoba menenangkan  Angela.

"Kita pergi ke hotel saja malam  ini." aku menarik tangan Angela.
"Kakak??" aku menoleh dan  terlihat adikku sudah  besar.
"Dafi??" dia memelukku dengan  erat.
"Kakak, kenapa pergi  lagi??" aku langsung diam dan melirik  Angela.

"Maaf, kakak  khilaf. Jadi kakak  harus bertanggung jawab."

"Bagimana dengan kak Fy? Dia  juga pasti akan sakit hati jika  mengetahui ini."

"Ini memang harus seperti ini  Daf, jaga mamah lagi ya? Kakak  pergi dulu."

"Apa dia calon keponakanku?"
Aku mengangguk, Dafi
tersenyum.
"Aku  akan  menjadi  om?? Kak  jaga  keponakanku. Mamah  masih  syok, jangan  terlalu  difikirkan."

"Coba lihat adikku ini sekarang sudah dewasa. Apa sekarang  baru kepikiran ingin punya  adik??"

"Kakaaaak??"

Aku tertawa ternyata dia belum  berubah jika dalam hal adik.
"Kakak pergi dulu ya?" aku  mengacak rambut adikku yang  paling manja meski dia sudah  besar.

"Adikmu? Aku kira dia tidak  akan ramah seperti itu?" tanya  Angela setelah Dafi berpamitan.
"Iya dia adikku satu ibu, dan  Kayley adik satu ayah." ucapku  sambil memasang  seatbelt  untuk Angela karena kita sudah berada dalam mobil.

"Kenapa kamu melakukan ini  padaku Dzefin??"

"Karena aku tidak mau kelak anakmu sepertiku dulu. Hidup  bersama ibu tanpa ada seorang  ayah. Aku tau kamu orang  berada, tapi membesarkan anak  perlu seorang suami Angel. Sejak kecil aku di ejek karena  tidak punya ayah kandung, hanya ada ayah Riya dan papih  Bian."

Aku berfikir sejenak, ketika  masa-masa aku kecil hidup hanya dengan seorang ibu.
"Tapi kamu juga bukan ayah  kandung dari anakku?"
Aku tersenyum mendengar  ucapan Angela.

"Aku memang bukan ayah kandungnya, tapi ketika dia  lahir dia akan mendapatkan  seorang ayah yang nantinya akan menjadi seorang ayah  kandung. Percayalah Angela, aku akan menjadi ayah yang baik. Aku banyak belajar dari ayah tiriku, dia sangat menyayngiku meaki akunhanya sebatas anak tiri."

Angela tersenyum melihatku, dia adalah teman kuliahku bersama Jeremi. Di Negara barat hamil  diluar nikah adalah suatu yang  lazim. Mereka akan menikah  tapi entah apa yang terjadi Jeremi mengalami kecelakaan dan meninggal. Seolah dia mempunyai firasat, dia membuat surat wasiat.

+++++++

To be continued.

Sequel belive me???  Gengs,  Dzefin dan Stefany. Mudah-mudahan suka, mengingat cerita ini sedikit menguras bak mandi. Hahahahaha

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang