Tha…,
kau boleh menganggapku secangkir kopi
yang terseduh dengan kepulan asap melingkar
tebarkan aroma wangi
meski kau lupa
pekat sewarna kelam semalamatau
kau boleh anggapku ayunan
tidurkan penatmu
pada dekapan yang kau kira tenang
hingga kau lupa
aku tergantung pada langit langit kamar
siap jatuhkan kapan saja kau bergerak liarkau boleh mencumbuku selaksa hujan
basahi sealir hasrat
yang menuntunmu bergelindan
tapi
jangan kau lupa
petir terselip di antara basahku yang tenangdan
pada diam sering kurapal pinta
meski bulan yang kau tunggu t'lah dungu
pun bintang yang kau nyanyikan t'lah bimbang
atau
isakan t'lah berbaur bersama hujan
tetaplah kau ingat;sekerat harap kuselipkan pada kotak hitam yang tersembunyikan
juga
kau masih;lelakiku yang kukenal di awal bulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Kelelawar
Poetry"Aku ingin mengabadikanmu dalam setiap goresan tinta, Lalu memelukmu dalam pandangan hampa, sekali lagi menunggumu yang sia-sia"