Wajah-Wajah itu
Rata!
Berkedip, dan semua terkikik
Pada halaman-halaman kosong,
tempat seliar imaji menggonggong.
Itu aku!
Jeritku
Itu aku!
Jeritmu
Itu aku!
Jeritnya
Itu aku!
Jerit mereka
Bukan! itu milikku!
Bentak Tuhan.
Hening, diam, cekam, wajahku mulai merayapi sepi, mengendus-endus tiap lorong sunyi.
Hei, itu aku!
Jeritku lagi
Saat menjumpai pagi, lalu kaleng-kaleng kosong itu mulai mengancam
"Basahi aku dengan keringatmu, atau kau akan mendapati kami menghitam lalu terbuang"
Oh, baiklah!
Lekas kukenakan wajahku,
ingat! wajahku, bukan wajahmu, bukan wajahnya, juga bukan wajah mereka
Mengendarai sunyi, menikmati penat dalam secangkir puisi.Ell.Hongkong10maret2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Kelelawar
Poesía"Aku ingin mengabadikanmu dalam setiap goresan tinta, Lalu memelukmu dalam pandangan hampa, sekali lagi menunggumu yang sia-sia"