Ra,
Sedari pagi aku t'lah telanjangi kata, bermandi aksara lalu basah oleh bait baitnya
Tetes tetes tinta merintik pada nganga yang tersisa, timbulkan biru serupa memar pada ujung ujungnyaRa,
Lihatlah!
Pada laci puisi, namamu tersimpan rapi
Berjejer pada bait bait pertama, tertulis indah serupa pelangiRa,
Jika batang batang waktu telah meretas dan berseteru
Aku mohon, balutlah dengan seutas pinta dan selembar usang yang kutitipkan pada camar camar menjelang petangRa,
Jika nanti aku kembali
Suguhkan senampan rindu yang sempat berdebu.
Juga secawan mimpi dan semangkuk puisiHongkong 23 februari 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Kelelawar
Poesia"Aku ingin mengabadikanmu dalam setiap goresan tinta, Lalu memelukmu dalam pandangan hampa, sekali lagi menunggumu yang sia-sia"