Rupa-Rupamu

4 0 0
                                        

Rupa-Rupamu

Saat kumemilih diam
Saksikan rupa-rupamu
Tertawa, menjerit juga menangis.
Diantara tembok, ubin, atap juga pintu.
Ada di antara terjepit pintu, ada di antara tertimpa batu.
Lucu!
Ujarmu,
yang terkekeh aneh
Seringai hantu, kerling rayu
Sekali lagi aku diam
Sebab bukan masaku,
tuk pecah balon-balon waktu bersamamu
Sedih!
Katanya,
yang tertawa sendu, dengan muka biru.
Dan aku masih diam,
dalam kitaran waktu yang beradu
Sebab bukan masaku,
berpeluk rindu dalam ranjang-ranjang semu.
Ting... ting...ting
jam-jam mulai berdenting
Usir rupa-rupamu yang bergelantung pilu
Di antara atap, tembok, ubin juga pintu
"Akhirnya aku menuju awan!"
serumu yang berasal dari atap tebu.
"Biarlah aku mengambang di tepian"
ujarmu yang berasal dari dinding batu.
"Aku menemukan jalan!"
girangmu yang berasal dari pintu-pintu bambu
"Dan biarlah aku banyak bersahabat dengan cacing dan undur-undur" jawabmu yang berasal dari ubin-ubin kulit kayu.

Hongkong10maret2017

Mata KelelawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang