Sumpah serapah berlumur darah
Masih menyampah dihatiku yang gerah
Enggan pergi menutupi hari-hari cerah
Benamkanku dalam kenangan penuh nanahMasih terlihat oleh netra
Tusukan tajammu yang serupa
Dihari selain kemarin yang penuh duka
Mengoyak jiwaku diruang berkacaEntah sampai kapan kuharus lumat
Sedu sedan yang tak pernah tamat
Menikmati luka yang telah berkarat
Seakan batin hendak sekaratKalian manusia-manusia yang kupuja
T'lah pergi,tinggalkan seribu cerita
Biarkan jiwa terasa papa
Menelusuri kahfi tanpa cahayaSudut kelam malam menjadi saksi
Isakan tangis tiada henti
Bentuk sebuah penantian tiada bertepi
Dan juga sebuah janji tak terpenuhiBah! aku bosan menghitung bintang Menanti kalian tanpa kepastian
Memegang duri dalam genggaman
Terasa tajam menikam tak terperikanBangsat!!
Aku berteriak menggugat
Pada takdir yang tersurat
Tak memihak pada jiwa yang terikat
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Kelelawar
Poesia"Aku ingin mengabadikanmu dalam setiap goresan tinta, Lalu memelukmu dalam pandangan hampa, sekali lagi menunggumu yang sia-sia"