Chapter 32 - Nothing Special for Me

135K 7.4K 280
                                    

Seperti biasa pagi ini gue harus menuntut ilmu. Malam yang panjang bagi gue untuk merenung mencoba memulai hidup baru.

Mencoba memulai kehidupan Ghisa yang berani walaupun sering dibully. Ghisa yang selalu bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Sekarang Jai bukanlah orang lain lagi bagi gue, Jai adalah seorang sahabat terbaik gue masih sama seperti dulu.

Gue sadar, gak sepatutnya gue terus- menerus terpuruk oleh masa lalu.

Teman masa kecil yang sempat mengadu kasih walaupun diakhiri dengan kepahitan.

Forget it Abel! Itu dulu kan, sekarang dunia udah berpihak sama lo lagi. Gue harus bisa optimis.

Sampe di sekolah banyak orang yang nanyain keadaan Devian. Bahkan gak sedikit juga yang titip salam buat Devian ke gue. Mungkin gue jadi manajer dadakannya Devian saat ini.

"Bel? Abel lo kemaren kenapa gak berangkat? Gue udah panik banget tau gak sih?" Laras berlari sepanjang koridor sambil manggil-manggil nama gue.

"Kenapa sih pagi-pagi udah teriak-teriak?" jawab gue sambil membenahi tas punggung gue yang hampir jatuh.

"Lo gapapa kan? terus Devian gimana? dia juga gapapa kan?"

Gue memutar bola mata. "Emang gue siapanya? tanya lah sama temennya."

Laras memanyunkan bibirnya. "Abel! Gue serius ini."

Gue tertawa. "Iya iya dia gakpapa, dia itu bukan tipe cowok lemah kali. Lo tau sendiri gimana Devian?"

Laras menyikut gue. "Ohh jadi lo yang ngerawat dia ya ,Bel? ciee ada yang lagi kasmaran," ejeknya.

Gue melotot. "Apa lo bilang? kasmaran itu makanan apa ya gue gak ngerti."

Laras tersenyum jahat. "Alah lo tu sok menghindar gitu kalo masalah beginian, udah jujur aja kali ,Bel."

"Apaan sih, gak jelas lo!" gue langsung berjalan menuju kelas tanpa menghiraukan kicauan Laras.

Bel istirahat udah berdering sejak lima menit yang lalu. Alicia dan Sheila juga udah bujuk gue ke kantin tapi gue gak mau. Faktor mager.

"Hey Bel? kok lo sendiri aja?"

Brian dan Calvin masuk ke dalam kelas gue lalu duduk di atas meja. "Emang kenapa? bukannya biasanya gue juga sendiri ya?"

Calvin berdeham. "Apa karena gak ada Devian lo jadi males sekolah nih?"

Gue langsung mendorong Calvin sampe hampir jatuh dari atas meja. "Sekali lagi lo bilang begitu, gue lempar pake sepatu!"

Calvin dan Brian tertawa bersamaan. "Abel, lo itu kenapa sih? pms?" tanya Brian.

"Kenapa sih? gue gak papa kali. Emangnya kalo gue gak mau ke kantin terus karena Devian gitu? Idih apaan coba."

Calvin cekikikan sendiri. "Udahlah Vin, lo jangan bikin orang emosi kenapa sih," Brian membela gue.

"Eh ngomong-ngomong gue mau ngajakin lo nih Bel," ucap Calvin yang mulai berhenti tertawa.

Gue menatap Calvin seakan bertanya apa?

"Jadi gue butuh banget sekretaris osis kalo gue jadi ketua nanti," jawab Calvin sok berwibawa.

"Terus apa hubungannya sama gue?"

"Nah gue mau lo yang jadi sekretaris, lo kan rajin ,Bel."

Gue shock denger ajakan Calvin barusan. "Lo waras kan Vin? lo ngajakin gue? seriusan?"

Bad Boy vs Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang