Malam ini adalah malam sabtu, itu artinya besok kau tidak perlu repot-repot pergi ke kampus. Begitu pula dengan seorang pemuda yang sedang asyik dengan rokoknya, dia sedang menunggu kabar dari seorang temannya yang menjanjikan heroin padanya karena ia memenangkan tantangan balap mobil dari temannya itu. Tak lama kemudian Iphone berwarna putih miliknya bergetar, ketika melihat nama ‘Josh’ di layar, Niall semakin tersenyum puas.
“Hey, Josh! Bagaimana?” ucap Niall tidak sabar
“Datanglah ke stasiun kereta bawah tanah malam ini, aku tunggu kau di sana jam 9” sambung suara di seberang sana
“Oke” Niall kemudian melempar asal Iphone nya.
Niall berjalan ke balkon sambil melanjutkan ritual merokoknya. Niall membelalakkan matanya ketika ia melihat ibunya keluar dari mobil berwarna silver yang baru saja berhenti di depan rumahnya. Kaca pada kursi kemudi kemudian mulai terbuka, Niall melihat sosok lelaki yang mungkin berumur 25 tahun atau lebih sedang berbicara kepada ibunya. Mereka kemudian berciuman. Niall berpikir kalau ini sangat menjijikkan. Niall lantas membuang putung rokoknya dan segera berlari ke bawah
“Cupcake...” Maura hendak memeluk Niall, tetapi Niall menepis tangan ibunya dengan kasar
“Tidak usah sok manis di hadapanku, Mom! Dari mana kau?” Maura menatap wajah Niall yang sudah memerah dan siap menumpahkan segala kemarahannya
“Dari kantor” elak Maura
“Tidak usah berbohong padaku! Siapa yang mengantarmu pulang?”
“Teman kerjaku, Ni”
“Haruskah kalian berciuman di tepi jalan seperti itu?” Niall semakin meninggikan suaranya. Maura lantas menutup mulutnya karena terkejut dengan ucapan putranya “Menjijikkan” Niall tersenyum kecut
“Ni..” Maura mencoba menyentuh pipi Niall, tapi Niall menepis tangannya lagi. Niall meninggalkan Maura. Dia masuk ke dalam mobilnya
“Kau mau kemana?” tanya Maura
“Haruskah aku memberitahumu?” Niall melajukan mobilnya dengan kecepatan tinngi menuju ke stasiun yang dimaksud Josh. Dia segera turun dari mobinya. Dia tersenyum simpul ketika melihat seseorang yang menggunakan pakaian serba hitam berdiri di dekat tiang lampu
“Josh!” panggil Niall
“Oh” Tanpa banyak berkata lagi, Josh melempar kantung berwarna hitam kepada Niall kemudian pergi
“Thanks, God” Niall kembali ke mobilnya sambil bersiul riang.
Sesampainya di mobil, dia langsung membuka kantong tersebut. Senyum kemenangan itu terukir kembali ketika dia melihat isi kantong tersebut. Bebarapa bungkus serbuk berwarna putih. Niall kembali mengemudikan mobilnya menuju sebuah club.
Niall mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, tetapi ia tidak melihat sahabatnya, Harry. Sampai ketika ia melihat seorang pemuda dengan headband berwarna coklat. Dia tersenyum dan menghampiri pemuda tersebut
“Hey, Har” Niall menepuk pundak Harry dan membuat Harry menoleh ke arahnya
“Aku punya yang baru. Kau mau mencobanya?”
“Apa? Cewek baru?”
“Bukan. Tapi ini” Niall membuka sedikit kantong yang ia bawa. Harry terkejut sekali dengan apa yang sahabatnya bawa
“Hey, Dude! Dari mana kau mendapatkannya?” ucap Harry sambil melotot
“Calm, Har. Itu tidak penting. Kau mau mencobanya?” Niall menutup kembali kantong tersebut
“Kau gila, Ni? Barang itu terlalu mahal dan sangat berbahaya. Kau bisa membunuh dirimu sendiri” ucap Harry memperingatkan
“Aku tidak peduli. Bahkan kalau aku mati lebih cepat, mungkin hal ini akan membuat ibuku senang dan bisa menikah dengan kekasihnya itu tanpa menunggu persetujuan dariku” ucap Niall acuh
“Ni! Apa yang kau bicarakan?” Harry semakin melotot karena ia tidak percaya kalau Niall akan berbicara seperti itu
“Sebaiknya aku segera pulang” Niall dengan cepat pergi meninggalkan Harry dan kembali menuju rumahnya
Niall melihat ibunya yang sedang menonton televisi
“Ni, dari mana saja kau?” ibunya sedikit berteriak, tetapi Niall mengacuhkannya dan segera memasuki kamarnya serta mengunci pintunya
“Kau masih saja bertingkah seolah kau masih mempedulikanku”
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall