Sore itu, Maura dan Bobby memasuki ruangan dr. Liam untuk mengetahui hasil tes darah Niall.
“Sejak kapan Niall mengonsumsi alkohol?” tanya Liam
“Aku tak tahu, Li. Tanyakan saja pada Maura. Sejak kami berpisah, dia yang mengurus Niall” jawab Bobby. Tetapi Maura hanya bisa menangis.
“Kenapa kau menangis? Kau menyesal?” bentak Bobby pada Maura.
Liam memutuskan untuk segera menyerahkan hasil tes darah tersebut.
“Diagnosis sementara, Niall menderita Hepatitis Alkoholik”
“Maksudmu, Li?” tanya Greg
“Jadi, penyakit ini adalah suatu peradangan pada hati akibat minum alkohol berlebihan.Tentunya kau tahu kalau hati adalah organ penting yang berperan dalam mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Sewaktu kita mengkonsumsi alkohol, hati menyaring alkohol yang beracun dari dalam tubuh dan dalam prosesnya, beberapa sel hati akan mati. Secara normal, sel-sel hati memiliki kemampuan untuk regenerasi sel-sel tersebut. Akan tetapi, meminum alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan jumlah kematian sel lebih cepat daripada jumlah pembaharuan sel dan merusak kemampuan hati untuk regenerasi sel-sel baru, menyebabkan kerusakan serius pada fungsi hati” jelas Liam. Bobby mengusap wajahnya frustasi.
“Sekarang kau puas?” bentak Bobby lagi
“Cukup Bob.. Cukup!” kini Maura mulai berbicara “Lalu apa yang bias dilakukan, Li?”
“Hanya ada satu cara untuk mengobati penyakit hati alkoholik. Tidak meminum alkohol lagi untuk mencegah kerusakan pada hati, itu pun sifatnya hanya mencegah”
“Kau memang sangat handal mendidik anak. Kau biarkan dia merokok, dia mabuk, dan sekarang kau biarkan dia menjajal obat-obatan itu” kata Bobby
“what kind of its?” tanya Liam serius
“Heroin” jawab Maura singkat
“Astaga! Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Aku sama sekali tidak mengerti? Niall yang ku kenal telah berubah 180 derajat”
Briana, Emma, dan Harry memasuki ruangan Niall. Briana mencoba tersenyum ketika dia melihat Niall yang menatap ke arahnya. Niall tampak pucat dan lemah.
“Hey, Cupcake. Bagaimana rasanya?” tanya Briana sambil duduk di kursi yang ada di samping ranjang Niall
“Entahlah. Semua terasa tak baik” jawab Niall lemah
“Hey, Ni. Jangan lembek seperti itu” ucap Emma
“Ya, Ni. Kau jelek sekali kalau seperti itu…” kata Harry terpotong karena Emma menyikut perutnya dengan sengaja
“Kau kenapa?” Tanya Briana pada Niall
“Kenapa?” Niall berbalik bertanya
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Briana lagi. Niall hanya menarik nafas panjang. Ia merasa tidak siap untuk menceritakan semua pada Briana.
Tak lama kemudian, pintu ruang rawat Niall terbuka. Terlihat Bobby, Maura, serta Greg memasuki ruangan tersebut.
“Ni, aku dan Harry pulang dulu” Emma menarik Harry keluar
“Aku keluar dulu, Cupcake” Briana berdiri. Dan akan keluar dari ruangan tersebut. Tetapi Niall menahannya
“Kenapa?” Briana menatap Niall heran
“Aku ingin kau tetap di sini”
“Tapi…” perkataan Briana terpotong
“Tetaplah di sini, Bri. Kami akan membutuhkanmu” perkataan Greg membuat Briana mengurungkan niatnya untuk pergi
“Apa yang kau rasakan, Ni? Mana yang sakit?” Tanya Greg. Tapi Niall hanya diam
“Kami sudah memutuskan untuk mengirimmu berlibur setelah kau pulang dari rumah sakit” jelas Greg
“What?” Niall kaget mendengar perkataan kakaknya itu
“Ya, Cupcake. Kau akan pergi bersama Briana” jawab Bobby
“Benarkah?” Niall tersenyum lebar
“Ya, cupcake. Ini demi kebaikanmu” ucapan Maura membuat Niall bingung
“Maksudnya? Aku tidak mengerti” Tanya Niall lagi
“Sudahlah, Ni. Yang penting kan kau pergi bersama Briana. Iya kan, Bri?” Greg menoleh ke arah Briana
“Ehmm… Ta.. Tapi kan aku harus bekerja…” jawab Briana
“Tidak perlu khawatir soal itu” ucap Bobby santai
“Aku perlu bicara denganmu, Bri. Ayo ikut aku” Briana segera mengikuti Greg. Niall mengerutkan keningnya. Dia semakin tidak mengerti dengan semua ini
Greg mengajak Briana ke kantin rumah sakit. Di sana sudah ada seseorang mengenakan kemeja hitam yang kelihatannya sudah menunggu mereka. Greg dan Briana berjalan mendekati pria tersebut.
“dr. Liam?” Briana terkejut ketika melihat seseorang yang mengenakan kemeja hitam
“Oh.. Briana. Duduklah” Perintah Liam
“Sebenarnya ada apa? Kenapa kau mengajakku ke sini, Greg? Dan apa maksudmu dengan liburan itu? Kau tahu kalau aku harus bekerja. Mana sempat aku liburan?”
“Hey, calm down.” Perintah Greg “Kau saja yang menjelaskan, Li. Dia cerewet sekali.” Greg menyandarkan punggungnya di sandaran kursi
“Jadi, Bri. Kau bekerja di panti rehabilitasi kan?” Liam memulai pembicaraan serius ini
“Ya. Kenapa?” Tanya Briana
“Tentunya kau bisa membantu Niall dalam liburannya kan?” Tanya Liam
“Liburan apa sih? Aku tidak mengerti?”
“Liburan yang dimaksud adalah membuat Niall berhenti melakukan semua hal konyol itu? Jawab Greg dengan nada malas
“Maksudnya mengirim Niall ke pantiku?” Tanya Briana lagi
“That’s true” jawab Liam singkat
“Good idea” Briana mengangguk
“Kau bisa membantunya kan, Bri?”
“Tentu. Apapun untuk Niall”
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall