Niall tidak mampir di rumah Bobby. Dia merasa kesal dengan ibunya. Dia mengirim pesan kepada temannya, Harry, agar segera bersiap karena Niall akan segera menjemputnya.
“Hey, Dude!” ucap Harry sambil membuka pintu mobil Niall. Harry kelihatan sedikit terkejut dengan penampilan Niall. Rambutnya yang acak-acakan dan matanya merah.
“What!” Niall sedikitit berteriak ke arah Harry, karena dia merasa diperhatikan oleh Harry
“Hey, calm, Dude” Harry mengeluarkan rokok dari sakunya “You looks different. What’s your problem? Is it about your mom?” tanya Harry menyelidik.
“As always” jawab Niall singkat
Tak perlu menunggu lama, mereka sampai di sebuah club yang memang sudah tidak asing bagi mereka. Mereka sudah sering pergi ke sini. Bahkan bartender disini sudah mengenal Niall dan Harry. Apalagi Casey, di adalah favorit Niall. Dia bilang Casey itu sangat seksi dan menggoda.
“Oh.. Dear!” Sapa Casey “Miss you so bad”
“So do I, Cas. Give me... “ucapan Niall terpotong
“Aku tau, Dear” Ucap bartender wanita itu dengan nada yang genit. Tak lama kemudian ia memberikan segelas vodka pada Niall “It’s yours, Dear” Ucapnya lagi kemudian pergi lagi ke belakang
“She know me so well” ucap Niall tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya
“Hey, Casey! Bagaimana denganku?” teriak Harry membuat Casey berbalik sambil terkekeh
“I’m sorry, Har. Aku tidak melihatmu.” Ucap casey
“No problem”
“It’s yours, Sir” memberikan segelas wine kepada Harry
“Thank you” Harry mencolek dagu Casey
“With my pleasure, Sir” ucap Casey
“Hey, Cas” panggil Niall
“Ya, Dear?”
“Berikan aku botol itu”
“Botol? Botol apa?” Casey mengerutkan keningnya karena dia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Niall. Casey menoleh ke arah Harry, tetapi Harry hanya mengangkat bahunya pertanda jika Harry juga tidak mengerti botol apa yang dimaksud Niall
“Seperti ini” Niall mengangkat sedikit gelasnya, membuat Casey dan Harry terkejut
“Are you crazy, Dude? Kau sudah mabuk semalam. It’s not good” ucap Harry
“Are you serious, Dear?” tanya Casey
“I’m serious, Cas” Niall menatap Casey. Kemudian ia mengambil botol bening yang dimaksud Niall.
“Jangan berikan itu, Cas.It’s not good idea, Dude” ucap Harry sambil memegang sebelah kiri pundak Niall. Tetapi Niall tidak menghiraukan perkataan sahabatnya itu. Dia malah berdiri dan merebut botol yang dipegang Casey
“Shut up! I just want this damn bottle” Niall membuka botol itu dan langsung meneguk isinya
“Hentikan, Niall”
Merasa tidak dihiraukan oleh Niall, Harry mengirim pesan singkat kepada Emma, sepupu Niall sekaligus kekasih Harry, untuk segera menuju ke club. Harry kemudian melirik Niall, dia melihat sahabatnya yang berbicara tak jelas, itu tandanya Niall sudah mabuk. Harry kemudian melirik botol di tangan Niall yang ternyata isinya tinggal separuh. Harry hanya bisa pasrah melihat sahabatnya itu.
Tak lama kemudian Emma dan Briana, teman Emma di high school sekaligus mantan kekasih Niall, sampai di club tersebut. Briana segera berlari memasuki tempat tersebut, Emma mengikutinya dari belakang. Briana mendapati Niall yang tengah berdiri sempoyongan dan meminum vodka dari botol. Ia segera berlari dan menarik botol itu dari tangan Niall
“Stop it, Niall!” ucap Briana sambil menarik botol tersebut dengan kasar
“Give me that...” Niall bermaksud merebutnya dari Briana, tetapi tidak berhasil. Briana malah melempar asal botol tersebut hingga pecah dan suaranya mengundang perhatian pengunjung pub
“Shit! What are you doing?” ucap Niall menatap tajam ke arah Briana. Briana dapat melihat matanya yang begitu merah. Wajah Niall semakin mendekat. Briana memejamkan matanya ketika dia melihat Niall sudah mengangkat tangannya. Tapi dia tidak merasakan tamparan itu. Dia malah merasakan tangan yang begitu dingin di pipinya. Ketika dia membuka matanya, Niall mengecup bibirnya. Hal ini tentu membuatnya terkejut. Tidak hanya Briana, tapi juga Emma dan Harry.
“Smell good” Niall tersenyum nakal
“Pulanglah, Ni. Please..” Briana mengatakannya dengan lembut sambil memegang pipi kiri Niall
“Aku akan pulang, tetapi jika kau ikut bersamaku” Niall menatap lembut Briana
“Oke” jawab Briana singkat. Niall kemudian tersenyum dan merangkul pundak Briana. Ketika sampai di dekat mobil, tiba-tiba tubuh Niall merosot. Dia pingsan. Harry memasukannya ke dalam mobil dengan bantuan Briana dan Emma. Harry mengemudikan mobilnya, Emma duduk di samping Harry, sedangkan Briana duduk di belakang mendampingi Niall. Sesekali dia membenarkan letak jaketnya yang ia selimutkan ke tubuh Niall. Tubuh Niall begitu dingin, padahal dia sudah mengenakan jaket. Briana memerhatikan wajah Niall. Wajahnya sangat berbeda dengan ketika mereka masih berpacaran semasa high school. Briana melihat kelelahan dan kegundahan di wajah itu
“What happened Har?Kenapa dia mabuk?” tanya Briana kepada Harry yang sedang fokus menyetir
“Kau belum tahu ternyata?” Harry melihat Briana yang menggeleng melalui kaca spion.”Oh well, just tell her, Babe” perintah Harry. Seketika Briana mengalihkan pandangan ke Emma
“Aku akan menceritakannya di rumah” jawab Emma
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall