Keesokan harinya, Maura tidak pergi bekerja. Dia memutuskan untuk menjaga Niall seharian ini. Dia menuju kamar Niall. Dilihatnya Niall masih tertidur dengan selimut yang membalut tubuhnya. Maura mendekati Niall. Bau alkohol itu masih tercium dari mulut Niall. Dia berharap Bobby tidak mengetahui kejadian semalam. Maura menyentuh pipi Niall, terasa sangat panas. Maura terkejut dengan hal itu. Dia mecoba mencoba membangunkan Niall dengan menepuk-nepuk pipi Niall. Tapi tidak ada perubahan di sana. Niall tetap memejamkan matanya.
Maura segera berlari ke bawah untuk memberi tahu Harry tentang keadaan Niall. Betapa terkejutnya Maura, dia melihat Greg sedang tertawa bersama Harry.
“Mom. Mana Niall?” tanya Greg. Maura semakin menegang. Kemudian dia berlari dan memeluk Greg
“Hey! What happened, Mom?” Greg mengelus pudak ibunya. Mencoba menenangkan ibunya yang mulai terisak
“Niall, Greg... Niall...” terdengar suara serak Maura.
Dengan sigap Harry berlari ke kamar Niall. Begitupun Greg. Sementara Maura hanya terduduk lemas di ruang keluarga
“Niall... Ni.. Bangunlah” Harry menggerakkan tubuh Niall. Tetapi tidak ada respon dari Niall. Greg mendekati Niall. Dia memegang pipi Niall. Panas. Itulah yang ia rasakan
“Kita bawa ke rumah sakit sekarang!” perintah Greg
Lima belas menit sudah Niall diperiksa dokter Liam, teman Greg. Tetapi Liam belum juga keluar dari ruangan tersebut. Greg sudah mengirim pesan kepada Bobby agar segera datang ke rumah sakit. Harry juga sudah kembali dari kantin rumah sakit bersama Emma dan Briana. Emma mendekati Maura dan mengelus pundak Maura
“Tenanglah, Aunty” ucap Emma sambil mengelus pundak Maura
“Niall orang yang kuat, Aunty” Briana ikut mencoba menenangkan Maura
Tak lama kemudian, Bobby datang dengan langkah yang terburu-buru
“Bobby?” Maura langsung berdiri ketika melihat Bobby
“Apa yang terjadi?” tanya Bobby. Tetapi Maura tidak menjawab pertanyaan pertanyaan Bobby. Tangisnya kembali pecah. Bobby memegang kedua pundaknya dengan kasar
“Jawab aku, Maura!” Bobby berteriak
“He was drunk last night” Jawab Greg
“Aku sudah memberimu kesempatan, Maura! Tapi apa yang kau lakukan?" Maura tidak mampu berkata apapun.
"Setelah Niall pulang dari rumah sakit, dia harus pulang ke rumahku!” emosi Bobby semakin menjadi. Maura berlutut di depan Bobby sambil menangis
“Ku mohon, Bobby. Jangan bawa dia” tangis Maura semakin menjadi
Tiba-tiba pintu ruang UGD terbuka. Terlihat orang menggunakan jas putih keluar dari ruangan tersebut. Bobby langsung berjalan menuju Liam, dia tidak peduli dengan Maura yang masih berlutut di hadapannya.
“Liam, bagaimana keadaan Niall” tanya Bobby dengan khawatir
“Sebenarnya apa yang terjadi pada Niall?” tanya Liam serius. Tidak ada yang menjawab pertanyaan Liam. Liam pun menghirup nafas panjang
“Tadi dia mengamuk di dalam…” ucap Liam menggantung
“Maksudmu Niall?” tanya Briana
“Ya. Siapa lagi?” Liam membenarkan jas putihnya. “Kita harus menunggu hasil tes darah” Ucap Liam singkat. Bobby terduduk lemas di kursi tunggu yang berada di depan UGD
“Tenanglah, Bob. Sebentar lagi hasilnya keluar” Liam menatap Bobby penuh rasa iba
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall