"Ni, tenanglah. Kumohon, kali ini saja dengarkan aku" Andrew memohon tapi matanya masih terfokus ke jalanan
"Tidak! Diam kau bajingan!" Niall membentak Andrew dan masih berusaha membuka pintu mobil
"Ni, tenanglah" kata Briana sambil berusaha memeluk Niall. Briana mendekap Niall, Niall berbalik dan membalas pelukan Briana. Dia menenggelamkan kepalanya di leher Briana sambil menangis
"Ssshh... Tenanglah. Aku akan selalu di sini, Ni" kata Briana lagi. Dia makin mengeratkan pelukannya, begitu pula dengan Niall
Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah. Maura sudah terlihat menunggu kedatangan Niall, Andrew, dan Briana. Begitu melihat mobil Andrew berhenti di depan, Maura langsung mendekatinya. Andrew keluar dari mobil, lalu mendekati Maura dan mencium singkat pipi Maura dan memeluknya
"Andrew... Mana Niall?" tanya Maura. Andrew tidak menjawab.
BRAAK!
Maura dan Andrew sontak menoleh ke arah mobil yang pintunya ditutup kasar. Di sana sudah ada Niall yang berdiri di samping Briana. Tanpa basa-basi, Niall mendekati Maura dan Andrew. Tanpa diduga, Niall memukul Andrew hingga Andrew terjatuh dengan sudut bibir yang berdarah. Hal ini membuat Briana dan Maura terkejut. Briana langsung mendekati Niall, dan menahannya yang hendak memukul Andrew lagi
"Ni, stop it!" kata Briana sambil berusaha menahan Niall
"Niall, apa yang kau lakukan?" teriak Maura lalu membantu Andrew berdiri
"Don't you dare to touch my mom!" ucap Niall sambil menunjuk Andrew lalu masuk ke rumah dan menutup pintu dengan kasar
"Bri, cepat susul Niall" perintah Maura. Briana hanya mengangguk lalu masuk menyusul Niall
"Hunny, lebih baik aku pulang" kata Andrew
"Masuklah dulu sebentar. Aku akan mengobati lukamu" Maura menyentuh pipi Andrew dan membuat Andrew meringis
"Tidak usah. Aku bisa mengobatinya sendiri. Lagipula ini hanya luka kecil" Andrew berjalan mendekati mobilnya
"Tapi..."
"Aku pulang dulu" kata Andrew lalu masuk ke mobilnya
"Hati-hati. I love you" Maura mengecup bibir Andrew. Andrew tersenyum lalu melajukan mobilnya menjauhi rumah Maura
Maura menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya dengan kasar. Dia tidak habis fikir dengan apa yang baru saja dilakukan Niall. Dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar Niall. Dia membuka pintu secara perlahan, takut jika Niall tiba-tiba mengamuk lagi karena dia masih marah. Tetapi senyumnya mengembang ketika melihat putranya yang kini tidur di ranjangnya. Maura melangkahkan kakinya mendekati Niall
"Aunty" suara Briana yang ternyata dari tadi duduk di kursi yang ada di dekat pintu kaca yang memisahkan Kamar Niall dengan Balkon
"Bri, dia tidur" Maura duduk di kasur, tepatnya di samping Niall yang tengah tidur. Dia membelai rambut putranya.
"Ya, Aunty"
"Bri, apa aku salah?" tanya Maura
"Maksud Aunt Maura?" Briana balas bertanya
"Apa aku egois?"
"Aku tidak mengerti maksud Aunty"
"Aku juga butuh kasih sayang dari seorang pria, Bri"
Briana POV
Aku melihat lagi pantulan diriku di cermin. Lalu menambahkan lipstik di bibirku. Aku segera berlari membuka pintu ketika mendengar suara ketukan pintu. Ternyata itu Niall
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall