~twelve~

4K 329 16
                                    

3 hari kemudian

Briana POV

Ini sudah hari ketiga Niall di rawat di rumah sakit. Kata Liam, Niall mengalami depresi. Dia membutuhkan ketenangan. Aku sekarang mengerti kenapa Niall berubah menjadi seperti sekarang. Orang tuanya bercerai. Tetapi seharusnya ia tidak melakukan hal yang menyiksa dirinya sendiri.

Aku masuk ke ruang inap Niall. Mata biru itu masih tertutup rapat. Dia belum sadar

"Ni, bangunlah... I miss you." Ku genggam tangan Niall. Aku mendengar ada gumaman. Dia membuka matanya. Thanks God

"Ni..." ku belai lembut rambutnya

"Briii" suara itu. Lemah dan rapuh. Mataku memanas dan air mata itupun jatuh. Aku menempelkan tangan Niall yang tadi aku genggam ke pipiku

"Jangan pergi...." pinta Niall

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Ni. Aku akan memanggil Liam dulu" Aku meletakkan tangan Niall dan segera berdiri untuk menemui Liam. Tetapi Niall menahan tanganku dan menggeleng. Dia melirik handphone putih milikku di nakas

"Okey.. I call him" aku mengalah dan mengambil handphoneku

Aku segera menelefon Liam. Tak lama kemudian Liam dan seorang suster masuk ke kamar Niall. Dia mendekati Niall dan menempelkan stetoskop ke dada Niall

"Masih pusing?" tanya Liam pada Niall. Dia hanya mengangguk

"Oh, baiklah. Bri, nanti ke ruanganku ya" Liam menoleh ke arahku dan tersenyum. Suster tadi memeriksa tekanan darah Niall, kemudian mencatat sesuatu di lembaran yang ia bawa tadi

"Iya, dok" jawabku singkat. Kemudian Liam dan Suster itu keluar dari kamar Niall

"Bri..." Niall menatapku

"Ada apa?" aku menatapnya

"Kau akan pergi?"

"Tentu saja, hanya ke ruangan Liam sebentar"

"Baiklah... Tapi hanya 5 menit"

"Ni..."

"3 menit"

"Baiklah, 5 menit" Aku segera berdiri dan menuju ruangan Liam

Aku membuka pintu berwarna putih di depanku. Kulihat Liam sedang membaca kertas yang sepertinya merupakan laporan hasil pemeriksaan Niall tadi. Liam yang menyadari kehadiranku

"Bri, duduklah" aku berjalan mendekati Liam dan duduk di depannya

"Niall memberiku waktu 5 menit" ku lihat Liam terkekeh mendengar perkataanku

"Baiklah. Dari mana aku harus mulai?" aku mengangkat sebelah alisku

"Kenapa kau bertanya kepadaku?"

"Kau mau yang burukdulu atau yang baik dulu?" aku mengela nafas

"Terserah kau saja, kau dokternya"

"Secara fisik, dia baik-baik saja..."

"Fisik?" tanyaku, Liam mengangguk

"Tapi secara psikis, dia tidak baik-baik saja"

"Maksudmu?" aku semakin tidak mengerti

"Aku sebenarnya tidak berhak mengatakan ini"

"Katakan saja, Li" aku menyondongkan tubuhku mendekat ke Liam

"Sebaiknya kau pergi ke dokter ini" aku menerima sebuah kartu nama

"dr. Tomlinson?" aku menatap Liam. Dia mengangguk

Drunk Cupcake [Niall Horan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang