Briana POV
Aku mengalihkan pandanganku ke Niall. Benar saja dia menikmati pesta ini. Dia menggoyangkan badannya mengikuti irama yang diberikan Jonathan. Niall berbalik menghadapku, aku bisa melihat rambutnya yang acak-acakan, dan mukanya merah. Oh Tuhan! Dia memegang botol tequila. Dia pasti mabuk. Ini gawat! Aku langsung berlari ke arah Niall, merebut botol tequila di tangannya lalu meletakkannya di meja dan menariknya keluar. Aku tidak mempedulikan March yang berkali-kali memanggilku
Aku segera menarik Niall masuk ke mobil. Tanpa basa-basi aku mengemudikan mobil menuju rumah Niall. Aku menoleh ke arahnya lagi, dia bergumam tak jelas, wajahnya sangat merah. Terakhir dia mabuk, dia berakhir di rumah sakit. Aku tidak mau hal itu terjadi lagi pada Niall. Aku menepikan mobil dan berhenti
"Ni! Aku kan sudah bilang, jangan mabuk lagi!" teriakku.
Niall tidak menjawabku, dia tersenyum misterius. Aku menyandarkan punggungku agar lebih rileks. Niall melepas sabuk pengamannya, membuat aku menatapnya
"Kau mau kemana?" tanyaku.
Niall merangkak mendekatiku. Wajahnya semakin dekat. Aku bisa melihat mata Niall yang memerah. Segera ku pemejamkan mataku.
"Aku merindukan, dad. Aku ingin ke sana" kata Niall tepat di depan wajahku.Aku bisa mencium bau aneh dari nafasnya, mungkin itu bau tequila. Aku membuka mataku kembali. Aku lihat Niall sudah duduk di kursinya seperti semula dan menatapku dengan rambutnya yang semakin berantakan
"Ni, kau baru saja ke sana. Kita haus pulang. Kau butuh istirahat" aku menatap lembut Niall. Tapi tanpa ku duga, Niall malah menangis. Air mata itu mengalir lagi di pipinya yang merah
"Ni..." aku menyentuh bahunya lembut tapi Niall menepisnya. Aku menghela nafas
"Oke, kita putar balik" Niall tersenyum. Astaga... dia seperti anak kecil
Aku memutar balik mobil menuju rumah Greg. Ku lihat Niall kembali terlelap. Aku segera mematikan pendingin mobilnya. Ia pasti kedinginan, karena dia hanya mengenakan kaos sleeveless yang bahkan sudah ia kenakan sejak kemarin malaman
20 menit kemudian, kami sampai di rumah Greg. Aku sudah mengirim pesan pada Greg. Jadi, ketika aku datang, dia sudah berada di depan rumah dan bersiap untuk membantuku membawa Niall ke dalam. Greg membopong Niall ke kamar, sementara aku hanya mengikutinya dari belakang. Di kamar sudah ada uncle Bob. Greg menidurkan Niall di kasur dan menyelimutinya.
"Maafkan aku" kataku sambil menunduk
"Sudahlah, Bri. Sebaiknya sekarang kau segera istirahat. Aku akan kembali istirahat juga" kata Greg lalu keluar meinggalkan kamar ini.
"Jaga dia, Bri" kata uncle Bob lalu pergi
Aku melangkahkan kakiku mendekati Niall yang sedang terlelap. Dia tampak tenang. Aku segera merebahkan tubuhku di samping Niall.
++++
Tidurku terusik ketika aku mendengar suara orang terisak. Aku membuka mataku, menguceknya untuk memperjelas pandanganku. Ku lihat jam tangan silver di tangan kiriku. Ini baru jam 3, dan aku masih mengantuk. Aku menguap, lalu ku dengar suara isakan itu lagi. Aku segera menoleh ke arah Niall. Dia sedang menangis, tapi matanya masih terpejam
"Ni..." aku menepuk pipinya pelan. Niall membuka matanya dan langsung memelukku. Dia menangis lebih keras sekarang. Aku memeluknya dan mencoba menenangkannya dengan mengelus elus punggungnya
"Mereka datang menjemputku, Bri. Aku tidak mau pergi" teriak Niall sambil menangis di pelukanku. Teriakannya cukup keras hingga membuat uncle Bob, Greg, dan Denise terbangun dan segera menuju kamar kami. Greg menatapku dengan tatapan bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall