Sudah dua minggu sejak kepulangan Briana ke Orlando. Niall tetap berada di Apartemen. Dia tidak menghiraukan ajakan-ajakan untuk pulang ke rumah. Bobby, Greg, Denise, dan Maura selalu datang bergantian selama dua minggu ini. Mereka selalu datang untuk membujuk Niall pulang. Tetapi mereka selalu diusir oleh Niall.
Saat ini, orang yang bisa membuat Niall sedikit tenang hanyalah March. Terkadang March juga mengajak Ice untuk menginap dan menemani Niall. Seperti sekarang. Niall sedang menonton film kartun Tazmania sambil menggunakan selimut dengan gambar tazmania. Ice hanya duduk kaku di sebelah Niall. Niall hanya diam sejak tadi. Dia hanya menatap kosong ke arah televisi
"Ni, kau harus minum obatmu. Sudah beberapa hari ini kau tidak meminumnya" kata March menghampiri Ice dan Niall. Niall masih tak bergeming dari posisinya. March menatap Ice. Ice hanya mengangkat bahunya. March pun akhirnya duduk di samping Niall
"Ni, kau harus minum obatmu. Jangan siksa dirimu sendiri" kata Ice sambil memegang pundak Niall. Niall masih diam,dia makin mengeratkan selimutnya. Ice mengisyaratkan pada March untuk mengikutinya. Mereka berjalan ke counter yang tak jauh dari tempat Niall sekarang
"March, sebaiknya kau menelfon ibunya. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Apalagi kau bilang dia itu bipolar. Dia bisa saja bunuh diri kapanpun" kata Ice sambil menatap Niall yang masih bersandar di sofa
"Aku sudah mengirim pesan pada ayah tirinya. Dia bilang akan datang sepulang dari kantor. Dan ini sudah jam 7" jelas March
"Bagaimana kekasihnya bisa pergi sih? Egois sekali dia" Ice memajukan mulutnya. March menghela nafas
"Kau tidak tahu masalahnya, Ice. Jadi diamlah" kata March dengan nada Cuek
"Kalau begitu, ceritakan padaku" Ice melipat kedua tangannya dan diletakkan di dadanya. March tidak menjawab Ice. Dia memperhatikan Niall yang kini berdiri dan menyeret selimutnya menuju kamar
"Apa yang ingin dia lakukan?" tanya Ice sambil memperhatikan Niall yang sedang menuju kamar
"Aku tidak ta..." perkataan March terhenti ketika pintu kamar tersebut dibanting oleh Niall. March dan Ice saling menatap. Beberapa detik kemudian mereka berlari menuju kamar
"Ni, open the door" teriak March sambil mencoba membuka pintu, tapi hasilnya nihil. Pintu itu dikunci oleh Niall
"Ni...Niall... please" teriak March lagi
Setelah lelah berteriak, March berjalan menuju lemari es. Dia mengambil sebotol orange squash. Dia mendekati Ice yang sedang menonton televisi lalu duduk di sampingnya dan mulai meneguk minumannya
"Kenapa kau mau repot-repot mengurusinya?" tanya Ice dengan masih menatap televisi yang masih mempertunjukkan Tazmania
"Jangan-jangan kau mencintainya?" perkataan Ice sukses membuat March hampir tersedak. Dia menatap tajam Ice
"Tentu saja tidak. Dia adalah pria yang dicintai Briana. Kau tahu kan kalau Briana sudah ku anggap seperti adikku sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall