Niall POV
Sudah tiga minggu aku tinggal di apartemen ini bersama Briana. Aku memang menjauhi alkohol, tapi tidak untuk rokok. Dia adalah separuh hidupku. Dia sangat berarti bagiku, setelah Briana tentunya. Aku sering pergi ke apartemen March hanya untuk sekedar menumpang merokok. Awalnya aku tidak yakin kalau March tidak akan mengadu pada Briana. Tetapi, dia bisa di andalkan juga
Tentang penyakitku? Heparku sudah membaik, itulah yang dikatakan Liam kemarin. Sementara Louis? Dia memberiku beberapa obat. Obat, itulah yang sangat ku benci. Kalau bukan karena Briana, aku tidak akan sudi meminum obat-obat itu.
Malam ini, aku ada janji dengan March. Dia bilang akan mengajakku ke club. Tentu saja kami tidak berkata jujur pada Briana tentang kemana sebenarnya kami akan pergi. Bisa-bisa Briana langsung menyekikku hingga aku kehabisan nafas
“Kau pembohong ulung” kata March begitu mobil yang aku kemudikan keluar dari basement apartemen
“Huh?” aku meliriknya
“Kau payah sekali, Ni. Aku yakin kau tak kan berhasil hingga sejauh ini jika tidak ada aku” ucapnya menyombongkan diri. Aku hanya diam, malas menanggapinya
“Hei, kau hampir melewatkannya” teriak March begitu kami sampai di parkiran club
“Kau itu berlebihan sekali, sih?” aku membuka pintu mobil. March segera mengikutiku dan berjalan di sampingku.
Kami segera masuk ke club. Ku lihat ada beberapa orang yang berjoget di sana. Oh Tuhan, aku merindukan suasana ini. Aku segera melangkahkan kakiku ke counter mengikuti March. Ku lihat dia memeluk seseorang dari belakang. Orang itu berbalik, mencium pipi March. March duduk di sampingnya. Aku duduk di samping March
“Bagaimana kabarmu,March?” tanya wanita yang tadi mencium pipi March. Wanita itu menyalakan rokoknya
“Never better” jawab March
“Cmon. Dia sudah tenang di sana. Kau harus move on” nasihat wanita itu. Dia masih menikmati rokoknya
“Hey, you... Cigarette?” wanita tadi bertanya padaku
“Me?” tanyaku
“Ya” dia mengangguk lalu melempar kotak rokoknya padaku
“Ni, dia ini kakakku. Kakak sepupuku” jelas March. Aku hanya mengangguk
“I’m Ice” dia menatapku, mata coklat yang sama dengan March
“Ice?” aku mengangkat sebelah alisku, itu nama yang aneh.
“Namanya , tapi biasa dipanggil Ice” March menjelaskan
“Ya, seperti March. Nama aslinya Chutavuth” jelas Ice
“Chu...” aku mencoba mengeja nama asli March yang aneh menurutku
“Chutavuth. Kau akan kesusahan hanya untuk memanggilnya” Ice tersenyum. Ku lihat matanya terpejam ketika tersenyum. Lucu sekali
“Kau mau minum apa, Ni?” tanya March
“Lemonade” jawabku
“What?” March membelalakkan matanya
“Lemonade, March. L-E-M-O-N-A-D-E” aku menekan kalimatku
“Hey, ada vodka, whisky, wines, tequila...”
“I just want lemonade” aku memotong perkataan March
“Kau takut Briana akan memarahimu?” tanya March dengan tampang mengejek
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall