~eight~

4.2K 387 11
                                    

Lima hari sudah Niall dirawat di rumah sakit. Pagi ini, dia boleh pulang. Sesuai dengan rencana Bobby, hari ini pula Niall akan pergi ke panti rehabilitasi, bukan ke rumahnya ataupun tempat liburan seperti yang ia bilang pada Niall.

“Ready, cupcake?” ucap Bobby mendekati Niall sambil membawa tas pakaian Niall

“Tentu, Dad” jawab Niall

“Aku sudah menyiapkan semua yang kau butuhkan di sini” Bobby menunjuk tas yang dibawanya

“Mana Briana?” Niall celingukan

“Sebentar lagi juga datang. Tenanglah”

Terdengar suara pintu di buka. Niall langsung melihat siapa yang datang. Berharap itu adalah Briana. Tetapi ternyata bukan, dr. Liam lah yang datang

“Hai, Ni. Bagaimana kabarmu? Kau senang sekali kelihatannya?” Tanya liam sambil tersenyum ke arah  

“Sangat baik karena aku akan keluar dari ruangan sempit ini” jawab Niall. Tak lama kemudian pintu rawat Niall terbuka lagi

“Cupcake?” sapa Briana

“Kau telat 10 menit” Niall cemberut. Merasa gemas, Briana mencubit pipi Niall

“Jangan ngambek dong, Ni. Kan hanya 10 menit”

“Hanya kau bilang? Aku menunggumu sampai rambutku jadi pirang seperti ini” Niall menunjuk rambutnya

“Rambutmu memang kau cat pirang, Ni” jawab Briana sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Liam hanya terkekeh geli melihat kelakuan Niall dan Briana

“Sudah ? Tidak ada yang tertinggal? Ayo cepat kita berangkat” Tanya Greg yang sudah siap di kursi kemudi

“Yaaa” ucap Niall bersemangat.

Suasana mobil menjadi sunyi. Greg, berkonsentrasi dengan jalanan. Bobby menatap wajah Niall yang sedang asyik memainkan gadgetnya. Dia kelihatan bahagia. Karena yang Niall tahu, mereka akan pergi berlibur. Mungkin Niall sudah membayangkan pantai atau pegunungan yang akan ia kunjungi. Tetapi itu semua salah besar. Tetapi liburan ini akan  merubah kebiasaan buruk Niall. Itulah harapan Bobby dan yang lainnya.

“Kenapa aunty tidak ikut?” Suara Briana memecahkan keheningan. Briana melirik Niall, tetapi Niall seolah tak peduli dengan pertanyaannya

"Ni..." Briana menatap Niall. Menyadari bahwa Briana menatapnya, Niall menghentikan aktifitasnya bermain games

"Kenapa kau menanyakannya? Kalau dia tidak ikut kan dia jadi punya kesempatan untuk pergi bersama kekasihnya itu lebih lama" Ucap Niall

"Ni.. Jaga bicaramu" Greg agak membentak

"Memang itulah kenyataannya. Kau saja yang tidak tahu. Karena selama ini akulah yang tinggal bersama mom" Niall mulai emosi

"Sudahlah Ni. Biarkan saja Maura melanjutkan hidupnya dengan caranya sendiri" ucap Bobby

"Tapi, dad..." ucapan Niall terhenti ketika mobil mereka berhenti di sebuah gedung yang asing bagi Niall

"Kenapa kita berhenti di sini?" Tanya Niall kepada Briana. Briana hanya tersenyum kemudian keluar dari mobil. Niall mengikuti Briana masuk ke gedung tersebut. Sementara Bobby dan Greg membereskan barang Niall dan segera meninggalkan panti. Mereka yakin Briana bisa mengatasi Niall.

Sepanjang lorong, Niall semakin heran karena orang-orang di sini seperti sudah mengenal Briana. Mereka menyapa Briana, Briana juga membalas sapaan-sapaan mereka. Mereka berhenti di depan pintu kayu dengan nomor 302.

"Hei, Bri. Kau mengenal mereka?" Briana hanya tersenyum.

Briana mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar itu. Briana memasuki kamar tersebut. Kemudian ada seorang laki-laki yang seumuran dengannya masuk ke kamar tersebut dengan membawa tas pakaian Niall tadi. Niall semakin mengerutkan keningnya. Dia langsung memasuki kamar itu. Dilihatnya Briana yang sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari yang ada di kamar tersebut

"Bri, apa yang kau lakukan dengan bajuku?" Niall mendekati Briana

"Sudahlah, Ni. Menurutlah saja. Duduklah santai di kasur itu" Niall melihat kasur kecil di pojok kamar

"Kau gila? Hentikan itu! Apa maksudmu memasukkan bajuku ke sana?" Niall membentak Briana

"Ni..." ucap Briana menggantung

"Aku tidak mengerti ada apa ini, Bri? Apa yang kau lakukan?Di mana dad dan Greg?" ucap Niall melembut. Briana mendekat ke arah Niall dan memegang pipi kiri Niall

"Ini semua demi kebaikanmu, Cupcake" Briana mengecup bibir Niall dan meninggalkannya sendiri di kamar itu. Niall mencoba mengejar Briana. tetapi pintu kamar itu telah ditutup dan dikunci oleh Briana. Niall menggedor-gedor pintu kamar tersebut

"Bri! Katakan padaku tempat apa ini sebenarnya, Bri" teriak Niall. Tidak ada sahutan dari Briana. Hanya terdengar isakan dari Briana

"Aku tahu kau di sana, Bri. Jawab Aku!" teriak Niall lagi

Sementara Briana hanya mampu menangis di depan kamar Niall

"Maafkan aku, Ni. Aku hanya ingin kau kembali seperti cupcake ku yang dulu" Briana menghapus air matanya dan segera pergi

Drunk Cupcake [Niall Horan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang