Niall POV
Aku sedang menikmati angin sore di tepi danau ini. Anginnya begitu menenangkan. Aku melihat seorang gadis bergaun peach sedang berjalan di depanku
"Bri, kau mau ke mana?" Aku memegang pundak Briana
"Aku harus pergi, Ni" Jawab Briana tanpa menoleh ke arahku
"Kau telah berjanji tidak akan meninggalkanku, bukan?" Briana menoleh
"Ya" Jawabnya singkat "Tetapi aku juga merasa bosan denganmu" dia membalikkan badannya dan mulai menjauhiku
"Tapi, Bri..." aku menghentikan kalimatku ketika melihat seorang lelaki yang tak lain adalah Connor. Dia menggenggam tangan Briana, memeluknya, lalu melihatku
"Kenapa kau lama sekali, Babe" Connor menyentuh dagu Briana. Apa-apaan dia?
"Tidak ada apa-apa" Jawab Briana sambir tersenyum
"Con.." Aku merutuki diriku. Kenapa aku malah memanggil Connor, bukan Briana?
"Oh.. Niall.. Kau ingin melihat Briana bahagia bukan?" Aku hanya mengangguk
"Jauhi dia. Oke?" Connor dan Briana berjalan menjauh. Aku ingin mengejar mereka. Tetapi kakiku tak bisa digerkakkan sama sekali. Ketika aku melihat ke bawah. Tidak ada kaki di sana. Yang ada hanya darah. Cairan kental berwarna merah itu semakin bertambah banyak dan akan menenggelamkanku. Aku berusaha menjerit, tapi tak ada suara yang keluar dari sana.
Briana POV
Connor dan Valerie, tunangan Connor, mulai menyebarkan undangan pernikahan mereka yang akan digelar bulan depan. Sebagai adik yang baik, tentu aku dengan senang hati akan membantu mereka.
Pagi ini, tujuan pertama kami adalah Niall. Connor tentu saja akan mengundangnya. Mereka sudah akrab sejak Niall di rehab. Apalagi sejak Connor mengetahui bahwa kami masih saling mencintai. Dia seperti ingin menyatukan kami kembali. Connor memang sahabat dan kakak yang baik.
knock...knock
Connor mengetuk pintunya. Tak lama kemudian, seorang wanita berambut pirang membuka pintunya.
"Hey.. Briana, Connor, and...." aunt Maura memperhatikan Valerie "Who's she?"
"Valerie, aunt. Tunangannya Connor" jawabku
"Ooohh... masuklah" aunt maura mempersilahkan kami duduk
"Sebentar ya, aku buatkan minum" aunt Maura berjalan menuju dapur. Aku mengikutinya. Dia mengeluarkan 4 cangkir berwarna biru
"Niall masih tidur, Bri" aunt maura seperti membaca pikiranku
"Aku kira dia sudah pergi" aku membantunya menuang teh ke cangkir
"Dia lebih banyak diam di rumah" kami berjalan ke ruang tamu
"Aunty, aku akan membangunkan Niall" ucapku. Aunt maura mengangguk.
Aku segera menaiki tangga. Mengetuk kamar Niall. Berkali-kali sampai tanganku sakit. Tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Aku mencoba membuka kamar Niall, tapi terkunci. Aku menempelkan telingaku pada pintu. Berharap mendengar sesuatu. Tidak ada yang ku dengar. Sampai akhirnya aku mendengar suara seperti orang menggeram dari dalam. Aku segera berlari ke bawah
"Aunty..." nafasku tak teratur lagi
"Kau kenapa, Bri" tanya Valerie
"Mana Niall?" tanya Connor
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Cupcake [Niall Horan]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" ucap Niall putus asa "Kau harus kuat, cupcake" Briana mencoba menenangkan Niall