Sahabat tapi busuk!

993 70 16
                                    



Tepat setelah Raka dikabarkan kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit oleh warga, Pangestu, Bi Suci, Rasi, Ratih, dan anggota 3R2A sudah memenuhi koridor rumah sakit untuk menunggu kabar Raka. Hanya saja, Pangestu sedang diperiksa darahnya apakah bisa didonorkan kepada Raka yang kekurangan banyak darah.

Dalam suasana yang genting seperti ini, waktu terasa begitu lama. Dada terasa begitu sesak. Dokter yang memeriksa keadaan Raka tidak kunjung keluar. Revan sudah muak bila harus terus diam seperti ini. Dia lantas bangkit dari duduknya dan tanpa ba-bi-bu langsung menonjok Aldi.

"Apa-apaan sih lo!" Aldi memegang pipinya yang terasa sakit.

"Lo yang apa-apan brengsek! Lo tuh sahabat, tapi busuk!" Revan kembali mendorong Aldi, membuat semuanya menjadi ricuh.

"Woy woy ada apa ini," Rehan dan Aidan mencoba memisahkan mereka berdua, begitupun dengan anggota 3R2A yang lainnya.

"Raka gak bersalah! Semua ini gara-gara dia!" Revan menunjuk tepat diwajah Aldi. "Lo pada tahu? Dia yang udah buat Raka gak sadar ngelakuin itu!"

"Hah? Maksud lo apa? Gak usah ngarang deh," Aldi memalingkan wajahnya.

Revan sudah benar-benar marah. Tangannya ia kepalkan sekuat tenaga. "Aldi ngejebak Raka! Dia nyampurin obat perangsang ke minuman Raka! Aldi juga yang udah nyuruh Raka datang ke club supaya Aldi bisa ngejalanin misinya itu!"

Aldi kaget luar biasa. Bagaimana Revan bisa tahu? sejauh ini, tidak ada yang mengetahui hal itu kecuali dirinya sendiri.

"Lo bingungkan? Hah? Lo gak sadar sebenarnya gue ngikutin lo sebelum lo ke club!" Revan kembali menunjuk-nunjuk Aldi.

Tanpa sempat Aldi berbicara, Aidan dan Rehan juga ikut-ikutan menonjok Aldi. Hingga semua benar-benar ricuh. Bahkan, mereka sampai dipisahkan oleh petugas keamanan rumah sakit.

"Jelasin Di jelasin!" Aidan, Rehan, dan Revan berbicara berbarengan.

Aldi sudah terduduk pasrah dilantai dengan pundak yang menyender tembok. Wajahnya sudah lebam akibat tonjokan teman-temannya. "Gue- gue. Arrrgh!" Aldi menjambak rambutnya sendiri. "Gue salah! Gue bego! Gue lebih mementingkan ego daripada sahabat. Gue ngelakuin ini karena gue gak terima Raka ngebatalin taruhan itu sepihak, dan dia malah deketin Rasi dengan gak sesuai perjanjian. Gue udah jatuh cinta sama Rasi, tapi Raka ngehalangin langkah gue! Gue gak terima! Dan sekarang, gue baru sadar kalo semua ini salah."

"Hah? Apa? Taruhan yang buat dapetin Rasi? Itu udah lama dan lo masih mempermasalahkan itu?" Aidan mencoba menahan emosinya.

Rasi yang sedari tadi diam mendengarkan dengan hati yang begitu sesak, kini memilih dengan cara berbicara. "Semuanya udah terjadikan?" Rasi mencoba menghapus air matanya. "Kita gak bisa lagi kembali ke masa lalu. Sekaarang kita berada diposisi yang sulit. Gue tahu ini emang gak mudah. Tapi coba kita pikir. Kalo kita terus menghakimi sesuatu yang udah lalu, bagaimana kita akan menjalankan masa depan? Pikir! Ada Raka disana yang lebih membutuhkan kita daripada permasalahan ini!"

*

"Kalo liat den Raka sakit, bibi suka gak tahan. Bibi udah sayang banget sama dia, bahkan udah menganggap dia anak bibi sendiri," Bi Suci menyeka air matanya.

Rasi memeluk Bi Suci. Sekarang, mereka berdua sedang ada di ruangan menunggu Raka sadar. akan tetapi Raka tak kunjung membuka matanya. Hal ini membuat Bi Suci dan Rasi begitu sakit.

"Bibi masih ingat tentang sumpah itu," pandangan Bi Suci masih terfokus kepada Raka.

"Sumpah apa?" Rasi menatap Bi Suci sekejap.

"Beberapa hari setelah mamanya meninggal, Papanya datang. Waktu itu Raka dalam keadaan yang sangat sedih dan kecewa. Lalu, bibi melihat Raka menangis sambil menunjuk-nunjuk papanya. Dia bersumpah di depan Papanya, bibi, dan Aidan yang kebetulan waktu itu sedang menemani Raka. Dia bersumpah bahwa sepanjang hidupnya dia tidak akan pernah menyakiti wanita. Dia akan setia kepada satu wanita. Dia tidak akan brengsek seperti Papanya."

Rasi masih diam mendengarkan cerita Bi Suci.

"Bibi salut sama Raka yang nepatin sumpahnya. Tapi sekarang kenyataannya? Meskipun Raka melakukannya tanpa sengaja dan tidak sadar, tetap saja Bibi kecewa."

*

Gimana-gimana? Ada yang sebel gak sama Aldi?

bayteway aniway busway gimana menurut kalian sejauh ini selama baca Galaksi Ke2? serukah? atau biasa aja?

Galaksi ke2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang