Reena menghempaskan seluruh badannya diatas ranjang. Rasa lelah tengah menyelimuti dirinya sekarang. Perjalanan hari ini yang cukup menguras tenaganya. Teringat beberapa peristiwa tentang Cakra, tapi masa bodoh. Ia sangat lelah.
Reena membuka ransel hitam bercorak tribal miliknya. Mencari ponsel dan headset lalu mendengarkan sederetan trending topic music yang menjadi habitnya.
Now Playing:
Perfect Stranger by Jonas BlueReena mengikuti irama lagunya, mulai dari lirik hingga menebak-nebak notasi nada lagu tersebut. Reena membenamkan mata untuk mengistirahatkan kantung serta kelopak matanya yang seharian diperas untuk mengeluarkan tetesan yang tanpa pernah ia setujui untuk keluar.
Sekelebat muncul wajah stranger kereta yang ber-iringan dengan lirik "No one but you got me feeling this way, There's so much we can't explain, Maybe we're helping each other escape, I'm with you.."
Reena menepuk dahinya. Melupakan bahwa stranger tadi memberikan kartu namanya kepada Reena. Reena bangun dari tidurnya dan langsung mencari dimana kartu nama tersebut. Reena membuka satu persatu sisi bagian dalam tas, tidak ada. Ia cari dalam dompet pun, tidak ada juga.
Atau mungkin terjatuh didalam kereta saat Reena tak menyadarinya? Tidak mungkin. Reena ingat betul kalau kartu nama itu sudah ia simpan.
Reena mematikan lagu tersebut dan ia tekan tombol on pada radio. Mungkin, dengan mendengarkan siaran di radio bisa lebih asik. Reena mengambil handuk dan langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Yang disana, apa kabar? Gimana hari selasa nya tanpa aku sekarang? Semoga, selasamu baik-baik aja. Bumi akan terang selama ada matahari, pelangi akan muncul selama ada hujan, aku akan senang selama ada kamu. Masa lalu biarlah berlalu, biarlah lembaran baru yang berlaku. Kenangan yang pernah terucap manis, sekarang berubah menjadi pesimis. Semua kisah hidup, gak ada yang bisa menebak. Sekalipun diri sendiri.
Pernah gak sih kalian merasa kalau kalian yakin banget seseorang bakal deket terus sama kamu? Tapi, kenyatannya sekarang, malah jauh banget. Hampir ga keliatan lagi. Bumi berputar pada porosnya, hidup berputar seboros-borosnya."
Reena menarik nafasnya dalam, "yaelah! Penyiar radio macam apa yang bisa tau kisah hidup gue? Dari rangkaian kalimatnya, cara dia ngomong, secara gak langsung dia ceritain apa yang gue alami."
Bergegas Reena membilas seluruh badan dan langsung keluar kamar mandi untuk mematikan radio tersebut.
"Gue kira lo lebih asik. Ternyata, lo jauh lebih mengusik." Gerutu Reena pada radio tersebut sambil menekan kencang power off-nya.
Reena mengambil ponsel miliknya diatas nakas. Ada yang berbeda dengan ponselnya. Terasa lebih tebal dan berat. Seperti ada yang mengganjal. Setelah melihatnya, ada sebuah kartu nama dibalik casephone-nya. Reena yakin ini punya stranger kereta tadi. Ternyata ia meletakannya dibalik case ponsel miliknya.
Reena membuka case tersebut, lalu ia ambil kartu itu. Disana tertera nama dan nomor telfon.
"Danish Lammar." Baca Reena dalam hati. Ia mengambil dompet dan meletakkan kartu nama tersebut. Ia biarkan selalu mengumpat disana. Tak ada niatan untuk menghubunginya, meskipun nomor telfon Danish sudah terpajang jelas. Sekalipun ia akan mengembalikannya di lain waktu.
"Hallo, Rosse? Sudah dirumah?" Reena menelfon Rosse untuk mengisi waktu luangnya sebelum tidur.
Dulu, setiap malam pasti ucapan goodnight text selalu Reena dapatkan dari Cakra. Sekarang, nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah berubah, rasa dan bentuk sudah berbeda. sudah tidak ada kebiasaan-kebiasaan lazim yang ia lakukan pada Reena. Sekarang hanya bisa menatap kedepan, semuanya sudah terancang-pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Teen Fiction#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...