"Jadi, dia, cowok yang bisa buat kamu nyaman?"
Reena dan Danish spontan menengok ke sumber suara. Suara berat yang dihiasi bibir tipis itu, muncul kembali di hadapan Reena. Jemari wanita itu menggenggam lengan kekar Danish dengan erat. Saat ini ia hanya merasa takut, takut terjadi sesuatu yang di luar kendali pikiran manusia.
Lelaki dengan jaket kulit hitam itu melangkahkan kaki nya ke depan, tatapannya sangat tajam dan seperti menusuk masuk ke dalam iris mata Danish. Tanpa memberi satu kedipan di mata nya.
"Maksud lo, apa?" Tanya Danish dengan ekspresi yang datar.
"Cuih!" Lelaki itu membuang saliva nya ke sembarang arah. "Gak usah pura pura bego! Lo rebut Reena dari gue!" Jari telunjuknya melayang di depan wajah Danish, seperti ingin menerkam Dansih saat itu juga.
"Cakra! Jaga omongan kamu!" Teriak si perempuan dengan tetap menggantungkan tangannya di lengan kekar itu.
Cakra membuang pandangan nya ke segala arah. Senyum pahit menerima kenyataan sangat sulit untuk ia telan saat ini. Emosi nya semakin meningkat, tangan nya terkepal kuat ingin menyentuh pipi tirus Danish.
"Reen," suara nya melemah lalu menoleh, "aku kurang apa? Kurang apa aku di banding cowok ini? Hah?!" Cakra menunjuk nunjuk wajah Danish dengan penuh amarah.
Dengan sigap, Danish menepis tangan Cakra yang tepat ingin menjatuhkan tangannya di wajah mulus itu. Emosi Danish ikut terpancing seketika, ia mendorong tubuh Cakra dengan gerusar hingga Cakra tersungkur ke aspal.
Danish melangkah satu kaki kedepan, menggapai kerah baju lelaki yang tersungkur itu, "lo tanya, lo kurang apa?!" Ucap Danish dengan nafas yang berderu.
"Kemana aja lo? Hah? Kemana aja gue tanya! Ketika Reena butuh lo di sampingnya, lo malah pergi!"
Senyum semringah terlihat di bibir tipis itu. "Oh, jadi sekarang lo hadir buat jadi pahlawan kesiangan?" Tanya nya yang membuat emosi Danish meledak.
BUG!
Satu pukulan dengan mantap melesat di sudut bibir Cakra.
Cakra mengusap sudut bibir nya yang mengeluarkan darah, "kenapa? Lo marah gue bilang pahlawan kesiangan? Hah?" Sahutnya lagi.
BUG!
Pukulan kedua berhasil mendarat di dahi lelaki itu, amarah Danish semakin menjadi jadi. Reena yang melihatnya hanya duduk menekuk lutut dengan hujan deras yang menghiasi kelopak mata nya.
"Jangan pernah sentuh Reena lagi!" Ucap Danish dengan menekan di setiap kata yang ia katakan. "Dia gak pantes buat cowok pecundang macam lo!" Tegas nya.
Yang di dengar berusaha bangkit dan mendorong tubuh Danish dengan sekuat tenaga. Uratnya terlihat jelas di lengan berwarna langsat itu. Amarah nya seperti membengkak mendengar sebarisan kalimat yang menjatuhkan harga diri nya.
BUG!
Pukulan balasan di terima oleh Danish dari Cakra. Mata tajam itu seperti ingin membunuh Danish saat ini juga. Keringat yang menetes serta gejolak emosi terlihat di wajah lelaki itu.
Dengan sigap Danish bangun dan kembali meninju Cakra dengan satu bogem yang berhasil membuat Cakra meringis kesakitan.
"Danish! Cakra! Cukup.." sesegukan air mata wanita itu terdengar jelas. Danish menggubris ucapan Reena dan kembali melangkah menuju tubuh yang sedang tersungkur di aspal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Teen Fiction#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...