"Reen, gimana proposal? Udah oke?" Tanya Ashlyn seraya merapihkan meja sekatnya yang berantakan.
Reena hanya mengangguk samar sambil tersenyum ke arah Ashlyn lalu melanjutkan kembali pekerjaan mengetiknya.
"Makan siang yuk, jangan kerja mulu," sahut Ashlyn.
"Lo duluan aja, gue masih banyak kerjaan," Jawab Reena sekena nya.
"Bilang aja mau bareng Danish," Ashlyn tertawa samar lalu pergi meninggalkan Reena.
Sudah hampir 3 bulan terakhir ini Reena masih tetap menjalankan aktivitasnya sebagai karyawan magang disalah satu perusahaan pariwisata paling sukses di Indonesia. Setidaknya ia bisa memiliki waktu untuk mengisi liburan menunggu jatah kuliah. Mungkin ini adalah 2 minggu terakhir Reena berada disini. Mengingat jadwal masuk kuliahnya yang terbilang mendekat.
Reena membolak-balik kan setumpukan kertas yang belum terjilid. Tangannya berusaha mencari secarik kertas yang berisi gambaran tentang perjalanan beberapa client nya untuk segera di masukan kedalam laptopnya.
Di dalam kertas itu sudah bertuliskan anggaran hingga jadwal yang Reena sudah tentukan. Dan termasuk, hasil rapat pada semua karyawan yang tak bisa di hilangkan begitu saja.
Dan sialnya, siang ini Reena kehilangan kertas tersebut. Wajah nya memerah menahan kesal karna sudah berulang kali mencari benda itu dan tidak ditemui.
Ditambah, perutnya yang sakit membuatnya semakin geram.
Puk!
Sebuah kertas yang tergulung rapih mendarat sempurna di pelipis Reena. Membuat ia tersentak kaget dan sedikit mengusap bagian dari pelipis itu.
Rese banget yang lempar! Batinnya.
Reena mengambil gulungan kertas tersebut dan membukanya dengan gerusar, tanda ia kesal karna lemparan kertas yang mengganggu Reena yang sedang membuat laporan perjalanan.
"Wanna lunch with me?"
Reena menghela nafas beratnya. Ia mengepal erat gulungan kertas tersebut dan menoleh ke segala arah untuk mencari seseorang yang tanpa dosa mengajak nya makan siang dengan tidak sopan. Mengganggu pekerjaan Reena, misalnya.
Dibalik bilik ruangan ia mendapati Danish yang sedang tertawa puas melihat ekspresi wajah Reena yang menahan kesal. Tangan Danish memegangi perutnya sendiri karna terlalu asyik tertawa melihat sikap Reena.
Reena bangun dan menghampiri Danish seraya melempar balik kertas itu ke arah tubuh Danish, "Rese banget! Rese! Rese! Reseeeeeee!!!"
Danish masih tertawa.
"Kamu tuh ih!" Ucap Reena yang masih terlihat kesal.
"Kamu..." Danish melanjutkan ketawanya, "Muka kamu merah!"
Dengan cekatan Reena mengambil ponsel disaku rok nya dan membuka aplikasi kamera. Di perhatikan postur wajahnya yang seperti menggunakan blush on 10 lapis.
"Tau ah! Makan sana sendiri!" Cetus Reena geram sambil melangkah kan kaki meninggalkan Danish, karna tersirat sedikit rasa malu di lubuk hatinya karna wajahnya yang memerah.
Tak sampai 2 langkah Reena meninggalkan Danish, tangan nya ditarik mendekat kembali ke arah tubuh berbidang yang membuat jantungnya berdebar 2x lebih cepat.
Bisa dirasakan nafas lelaki itu yang sedikit tidak teratur dan degupan detak jantung nya yang sama-sama berdebar.
Danish memeluk Reena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Novela Juvenil#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...