Hujan rintik-rintik masih setia menyelimuti langit malam ini. Tiupan angin berhembus masuk kedalam kulit. Menunggu Danish di ruang tamu dengan casual dress yang tidak menutupi setengah lengannya.
Pukul tujuh tepat, Danish masuk kedalam perkarangan rumah Reena dan turun dengan menggunakan Tuxedo Navy, pemberian Bella saat ia berkunjung ke Paris.
Dengan antusias yang menggebu-gebu, Reena membuka kan pintu utama rumah mereka dan menyambut hangat kedatangan Danish. Memeluknya sekilas dan mempersilahkan masuk.
"Ternyata aku gak salah," Ucap Danish yang tengah duduk diruang tamu. Menatap Reena dengan teduh. "Maksudnya?" balas Reena. "Aku gak salah milih calon,"
Reena mengerutkan dahinya tidak mengerti, "Calon?" Danish mengangguk.
"Jadi," Danish menggenggam tangan Reena erat, "Aku akan ngelamar kamu, malam ini," Reena mengerutkan dahinya semakin dalam, masih belum mengerti.
"Daddy made this event for us," Danish tersenyum, "Tadi sore, sehabis antar kamu pulang, Daddy ngajak aku bicara,"
Flashback On
Danish memarkirkan mobil sport nya di dalam garasi. Turun dari mobil dengan wajah seriusnya, selalu seperti itu selama ia memiliki masalah dengan Casper.
Langkahnya pasti saat masuk kedalam rumah, tatapannya lurus tanpa memperdulikan sekitar nya. Dan, sedetik kemudian langkahnya terhenti saat melihat Casper sedang duduk di sofa polos dengan warna keemasan.
"Danish," panggil Casper yang telah melipat korannya dan memasukan benda berhalaman itu kedalam laci meja. Danish menoleh, menatap Casper datar tanpa menjawab. "Come,"
"Busy, sorry," lalu ia kembali melangkah ingin naik kelantai dua dan suara Bella muncul dari ambang pintu yang membuat langkahnya terhenti, "Sebentar aja, sayang," ternyata Bella masuk kedalam pintu utama setelah melihat tanamannya di teras, Danish tidak menyadari itu.
Danish berbalik dan menempati posisi duduk berhadapan dengan Casper, "Ada yang Daddy ingin bicarakan," Casper melepas kacamatanya yang bertengger itu.
"Apa lagi?" sahutnya.
"Daddy akan mengadakan acara malam ini, khusus untukmu," tukas Casper. "Pakailah pakaian yang sepantasnya, ajak kekasihmu,"
Danish mengangkat satu alisnya, kurang yakin. "Untukku?"
"Kamu yang bilang kalau ingin memiliki hubungan serius, Daddy wujudkan itu,"
Danish mengangguk datar dan pergi meninggalkan Casper. Wajahnya memang tak berekspresi, tapi lain dengan hati nya yang bersorak riang. Hal itu Danish tutupi karna tidak ingin Casper mengetahuinya.
Flashback off.
"Jadi gitu, Reen," sambil memanuver mobilnya keluar dari perkarangan rumah Reena.
"Nish," Danish menoleh kesumber suara, "Aku baru lulus SMA, dan sebentar lagi baru mau masuk kuliah. Aku gak punya bekal apapun,"
Danish tersenyum samar, "Itu hanya simbol,"
"Simbol?"
Danish mengangguk, "Simbol bahwa kamu udah milik aku. Gak boleh ada orang lain yang nyentuh kamu. Meskipun kita belum sah secara agama, tapi kamu sudah menjadi tanggung jawab aku,"
"Dapat definisi dari mana sih?" Reena terkekeh.
"Aku udah keren tadi, Reen," Reena semakin tertawa.
"Aku jadi inget pertama kali kita ketemu," Reena bergumam saat mereka tiba di persimpangan lampu merah, "Di kereta lagi, gak lucu banget,"
Danish tertawa samar, "Lucu, tau." Reena menoleh, "Apanya yang lucu? aku lagi nangis waktu itu, dimana coba bagian lucu nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Fiksi Remaja#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...