Part 14

1.1K 64 4
                                    

Reena terbangun karna sinar matahari yang menerobos jendela kamarnya. Rasa lelah yang menyelimuti tubuhnya perlahan hilang. Reena mencoba bangkit namun tubuhnya berkata lain. Reena masih ingin berbaring, padahal arloji sudah menunjukan pukul sepuluh.

Reena mengubah posisi tidurnya menyamping. Memeluk guling dan menenggelamkan kepalanya kedalam bantal. Perutnya terasa seperti diperas saat menyamping. Reena merasakan tubuhnya masih lemas, mungkin ia kurang enak badan karna terlalu giat bekerja dan menargetkan beberapa tulisannya.

Tring..

Ponsel Reena mengeluarkan suara. Reena tetap mengabaikan dan langsung bangkit untuk mandi. Teringat kalau semalam ia langsung tidur tanpa membersihkan diri.

Gue jorok banget ya.

Reena menurunkan bedcover putihnya. Ia langsung dikejutkan dengan banyak bercak merah disana. Pantas saja, perutnya terasa perih ketika mencoba untuk bangun.

"Ah, pake PMS segala sih. Pantesan gue mau nya cemberut mulu dari kemarin."

Dengan cekatan ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh, tapi terhalang dengan ketukan pintu.

"Non..non Aira?" Suara Bi Yanti terdengar dari luar sana. "Bibi masuk ya?"

"Iya bi, masuk aja gak Aira kunci kok."

Bi Yanti masuk dan mendapati ranjang Reena yang penuh dengan bercak Merah.

"Ada apa, bi?"

"Ini non, dari jam 8 ada temen non dibawah lagi nungguin non bangun." Sambil menarik bedcover itu agar lepas dari ranjang Reena.

"Hah?" Reena terkejut. "Siapa namanya, bi? Aira gak punya janji hari ini."

"Bibi gak tau non." Bi Yanti menggelengkan kepala."mending non mandi, itu orang nya ganteng banget non, kalau masih muda buat Bibi aja bisa kali non." Bi Yanti tersenyum sipu.

Reena berlari ke kamar mandi tanpa mempedulikan Bi Yanti yang sedang senyum-senyum sendiri. Reena membiarkan rambutnya terguyur oleh derasnya air shower. Terasa tenang.

Setelah selesai membersihkan tubuh, Reena mengecek kembali ponselnya. Mengingat ada notification line yang belum sempat ia buka.

Danish: gue dibawah
08.00 AM

Danish: bangun woiii
08.45 AM

Danish: hampir sejam lebih gue disini. Batang hidung lo belum juga keliatan.
09.24 AM

Danish: mandinya lama banget sih.
10.20 AM

Reena tersontak kaget membaca 4 pesan dari Danish. Seperti tertimpa rezeki pagi-pagi, Reena melihat pria tampan dengan balutan Bombernya sedang duduk diruang tamu.

Reena terkekeh melihat wajah Danish yang sedikit ditekuk. Hampir dua jam lebih dia menunggu dan Reena belum kunjung turun.

Terdengar hentakan kaki disetiap anak tangga yang membuat Danish menoleh. Danish tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya kepada Reena. Danish bangkit dari duduknya dan langsung menarik tangan Reena lembut. Memberi isyarat untuk pergi bersamanya hari ini. Reena terlihat tidak menolak genggaman Danish. Yang ia rasakan hanyalah rasa nyaman ketika berdekatan dengan pria itu.

Reena mengikuti langkah kaki Danish menuju mobil. Dibuka kan pintu untuk Reena masuk oleh Danish. Ini perlakuan yang sangat manis yang Danish lakukan, mengingat hubungan mereka hanyalah sebatas teman. Tidak lebih.

Reena menatap luar jendela dengan sedikit senyuman yang mengembang dibibir pink miliknya. Membuat Danish terus-terusan ingin menoleh ke arah Reena.

Seperti Senja [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang