Tring..
Ponsel Reena berdering.Danish: gue dibawah.
Setelah membaca pesan tersebut, Reena membuka pintu balkonnya dan melihat Danish dari atas. Kali ini ia berbeda, menggunakan motor sport. Sangat berbeda.
Danish menggunakan jaket hitam, dan melambaikan tangannya keatas saat wajah Reena muncul. Reena memberi isyarat kepada Danish untuk menunggu sebentar.
Reena menuruni satu persatu anak tangga dan langsung menuju keluar gerbang.
"Gapapa kan naik motor?" Danish membuka helmnya cepat.
Reena tidak mengedipkan matanya sama sekali melihat Danish hari ini.
Gila! Ganteng banget, rambutnya berantakan makin cool gitu..
"Hei!" Danish melambaikan tangannya depan wajah Reena karna sadar Reena melamun. Entah apa yang Reena pikirkan.
"Ah, iya iya gapapa kok." Reena tersenyum dan sedikit menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ayo naik."
Awalnya, Danish mengendarai motornya dengan kecepatan dibawah rata rata. Tapi, ia menyadarkan bahwa motor dengan cc besar seperti ini tidak pantas jika berjalan pelan dan dekat trotoar.
Seperti di hujani segudang ide jahil, Danish memulai aksinya.
Ia memacu kendaraannya dengan kecepatan diatas rata rata.
"Kalau ngebut ngebut kupingnya gue sentil nih!" Ucap Reena yang terdengar jelas oleh Danish.
Mendengar Reena berbicara seperti itu, Danish semakin melajukan kendaraannya dengan cepat. Membuat Reena menunduk dan memeluk Danish dengan spontan.
"Loh, kok kuping gue gak lo sentil?"
Danish tertawa melihat Reena yang tersadar kalau baru saja ia memeluk Danish, bukan malah menyentil kuping nya seperti yang awal ia katakan.
Reena langsung memukul bahu Danish secara berulang kali. "Danish moduss!!!!" Reena berdecak kesal. Sedangkan Danish hanya terkekeh sambil merintih kesakitan.
"Sakit Reen ih." Sambil memegang bahu nya sesekali.
"Biarin!" Cetus Reena yang akhirnya melepaskan tangannya dari pinggang Danish.
***
Danish memarkirkan motornya disalah satu toko buku dibilangan Jakarta Selatan. Reena turun dari motor dengan rambut yang sedikit berantakan, karna ia tidak tebiasa menaiki motor dengan bobot sebesar yang Danish kendarai.
Reena merapihkan rambutnya sambil melihat kaca spion di motor Danish. Sangat kecil kacanya hingga Reena susah melihat wajahnya sendiri.
"Udah buk, udah cantik." Ucap Danish mengejek karna melihat Reena yang sedari tadi hanya berkutik pada rambutnya.
"Ini kan gara gara lo rambut gue jadi berantakan." Cetus Reena yang sedikit kesal melihat rambutnya yang habis di catok.
"Iya deh maaf ya, besok besok gue gak bawa motor lagi."
"Bukan salah motornya!" Reena mendengus.
"Trus salah siapa? Kan rambut lo berantakan gara gara naik motor."
"Gara gara elo bawa nya gak manusiawi! Bug!" Reena menginjak kaki Danish lalu pergi meninggalkan Danish yang sedang merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Teen Fiction#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...