Part 12

1.3K 74 3
                                    

Reena berjalan seraya melihat pemandangan disekitarnya. Beberapa koleksi yang terpajang jelas-mulai dari fashion, sports dan berbagai macam games.

Disinilah Reena, mencoba mengistirahatkan pikirannya setelah perjalanan beberapa hari lalu.

Sebagai layaknya perempuan pada umumnya, Reena pergi berbelanja. Tidak, Reena tidak boros. Satu sampai dua baju saja yang berhasil ia bawa pulang.

Uang penghasilan Reena lebih ia gunakan untuk membeli buku. Reena sangat menyukai koleksi buku Sastra, tak heran beberapa buku yang ia miliki, setebal bantal orang dewasa.

"Makan, yuk. Gue lagi pengen nasi goreng ayam."

"Yuk. Gue tau tempat yang enak, Ros."

Reena menarik tangan Rosse sambil menelusuri mall. Tepat disebelah bioskop, Restoran yang terkenal dengan Nasi goreng yang sangat enak berada.

"Berapa orang?" Seorang pelayan dengan seragam coklat muda menyapa Reena dan Rosse.

"2 orang mbak." Sahut Rosse sambil menjalan masuk kedalam restoran tersebut.

"Silahkan."

Reena terdiam membeku. Lagi-lagi ia melakukan hal yang orang lain tidak mengerti. Pandangannya lurus tanpa mengedip sedikitpun. Menatap sepasang meja yang tidak asing menurutnya.

"Reen?"

Reena masih terdiam.

"Reena?"

Reena masih diam.

"Adreena? Are you there hah?"

"Gue gamau duduk disini!" Jawab Reena dengan nada menekan. Matanya mulai memerah, entah apa yang sedang ia rasakan.

"What the hell are you doing?" Rosse menaikkan satu alisnya. "Semua meja udah penuh, lo mau jadi bagian dari waiting list? Gue sih males."

"Lagian lo kenapa sih?" Tanya Rosse terheran-heran.

"Gue bakal cerita, tapi gue gak mau disini." Balas Reena dengan tubuh yang sedikit bergetar.

"Mbak, gimana? Jadi duduk?"

"Gak." Jawab Reena dingin dan langsung keluar dari Restoran tersebut.

"Maaf ya mbak, temen saya lagi sensi." Ungkap Rosse mewakili Reena meminta maaf kepada pelayan tersebut lalu berlari menyusul Reena.

***

"Udah di Wingstop, buruan lo mau cerita apa?" Tanya Rosse sambil mengaduk minumannya.

Lo masa gak bisa baca hati gue sih, Ros? Kita udah temenan bertahun-tahun. Bahkan disetiap ekspresi lo aja gue udah hafal. Masa yang kaya gini aja harus gue jelasin? Batin Reena.

"Woi!" Rosse menepuk meja dengan pelan, namun tetap ia menjadi perhatian beberapa orang disana.

"Iya-iya. Sabar, gue mikir dulu."

Sebenarnya, Reena mengajak jalan Rosse bukan untuk membahas tentang Cakra. Ia ingin membahas kesannya pertama kali menjadi tourleader. Dan perubahan sikap Danish kepadanya.Tapi, Reena rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membahas tentang Danish.

"Reen, ih! Diem mulu." Rosse menatap Reena kesal.

"I..iya."

"Iya iya mulu!"

"L..lo tau kan, akhir-akhir ini Cakra muncul lagi?" Dengan suara serak dan terbata-bata Reena mencoba menjelaskan.

Rosse hanya menatap Reena tajam, menunggu ucapan Reena selanjutnya.

Seperti Senja [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang