Waktu senja telah hadir. Embun pagi turun seolah membutakan jalan. Udara segar berbentuk oksigen dapat ia hirup sepuasnya. Cuaca pagi ini, sepertinya sangat mendukung.
Reena duduk menatap cermin besar memandangi wajahnya. Wajah yang telah terpoles natural makeup. Reena tersenyum, semenjak barang barang pemberian Cakra telah ia buang, tak ada kenangan yang sering melintas dikepalanya.
Arloji menunjukan pukul setengah empat pagi. Reena segera bergegas turun untuk berangkat ke kantor. Karna hari ini, Lammar Travel cabang Jakarta khusus Tourleader akan mengadakan Trip karyawan ke Bandung.
Reena turun dengan langkah kaki yang berderu. Bertujuan untuk mengetuk pintu kamar kedua orangtuanya. Sebelum sampai di penghujung tangga, Reena melihat 3 orang yang sedang berbicara diruang tamu.
Betapa kagetnya Reena, ketika melihat Danish sedang ngobrol asyik dengan Rudy dan Karin. Reena yang melihat hal tersebut langsung datang menghampiri.
"Danish? Lo ngapain ke sini?" Terlihat raut wajah Reena heran.
"Sweetheart, Danish ini mau jemput kamu. Tadi dia bilang sama Mama." Karin tersenyum kearah Danish.
"Iya Aira. Kamu jaga diri baik baik ya selama di Bandung." Ucap Rudy.
"Hm, kalau gitu saya sama Reena pamit ya tante-om. Assalammualaikum." Ujar Danish lembut kepada Rudy dan Karin
"Waalaikumussalam. Jagain Aira ya, Danish." Sahut Karin yang dibalas senyuman tulus dari Danish.
***
Reena menatap kearah luar jendela yang masih sangat gelap. Waktu
menunjukan pukul empat pagi. Reena masih penasaran kenapa Danish bisa tiba-tiba menjemputnya hari ini. Danish memberi kabar saja tidak pada Reena."Reen?" Danish menoleh kearah Reena.
"Ya, kenapa?" Sahut Reena datar karna masih sedikit mengantuk.
"Kok Aira?" Danish sedikit terkekeh menyebutkan nama panggilan Reena yang menurutnya tidak cocok.
"Iya, panggilan kecil dulu." Reena menatap lurus kedepan, lalu menoleh,"kok lo ketawa sih?" Reena mengerutkan dahinya bingung.
"Lucu aja, gak cocok gitu sama lo. Lo kaya kelihatan masih kecil aja kalau dipanggil Aira." Jawab Danish yang masih terkekeh pelan.
"Yeh!" Reena menepuk tengkuk kepala Danish yang membuatnya mengusap pelan. "Sakit tahu!" Ujar Danish.
"Lebay!" Reena tertawa lebar yang membuat hati Danish tenang melihat Reena senang.
Reena kembali menatap luar jendela dan ingin menanyakan sesuatu kepada Danish. Rasa gugup kini hadir dibenak Reena. Ia takut pertanyaan yang ia keluarkan itu tidak baik. Ah, bimbang juga ya.
"Nish?"
"Ya?" Danish menoleh kearah Reena.
"Gue boleh nanya sesuatu?" Danish mengangguk pelan.
"Hm...waktu itu lo bales pesan gue jam 2 malem, lo lagi ngapain?"
Danish terdiam. Sepertinya ia terlihat kikuk sekarang. Ia bingung harus menjawab apa pertanyaan ini. Tidak mungkin ia membongkar semua rahasia yang sudah ia tutup rapih.
"Oh, lagi main PS." Jawab Danish singkat.
Goodlies! Batin Danish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Novela Juvenil#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...