Jam beker berhasil menghancurkan acara tidur Reena. Pukul 9 pagi, bukan waktu yang cepat untuk Reena bangun. Ia biasanya menghabiskan sabtu-minggu untuk bangun siang. Setelah berhasil mendapatkan tempat magang, tulang Reena seperti ingin retak. Lelah, sangat lelah.
Padahal, Pacaran sinar sang surya belum menerobos masuk jendela kamar wanita itu. Tapi karna hari ini niatnya adalah berkencan ke Pantai, semangatnya seakan menggebu gebu.
"Hari yang cerah." Ucap Reena sambil merenggangkan otot otot nya, ia mulai bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tanpa Reena sadari, garis mulut nya melengkung ke atas mengiangat peristiwa kemarin, saat Danish menyatakan perasaannya. Ah, Manis sekali.
Air shower kamar mandi nya pun seolah olah seperti ribuan kelopak bunga yang mengguyur tubuhnya, mengingat Danish adalah hobi baru untuk nya sekarang.
"Gue pake baju apaan nih? yaelah!" Sambil mengacak acak lemari pakaiannya dengan tergesa gesa sampai tidak sadar kalau satu lemari sudah ia keluarkan isinya.
Begini lah Reena, selalu ribet jika ingin berjalan dengan sang kekasih. Apalagi usia hubungan nya yang baru menginjak satu hari, masih sangat di bilang hangat.
Setelah ia dapat menemukan baju yang pas untuk di gunakan pergi ke pantai, ia menuju meja rias. Polesan make up natural dengan lipbalm di bibir nya memberikan kesan lemah lembut. Kalem.
Reena mengambil ransel berwarna baby pink yang sudah ia isi dengan beberapa baju ganti, serta snack dan kebutuhan lainnya yang sudah ia pikirkan dan rapihkan dengan baik.
Drttt drrrttt drttt
Ponsel Reena bergetar, menampilkan satu pesan notification line. Ia usap benda pipih tersebut, lalu membaca isi pesannya.
Danish: Morning! I am waiting you in the downstairs.
Lekukan di bibir itu terlihat lagi. Senyuman tulus yang sudah lama ia pendam untuk menemukan seseorang yang dapat menyembuhkan luka, menghilangkan bekas penyakit hati itu pun terbit bersamaan dengan deru kaki yang berlari menghampiri lelaki itu.
Di tepuk nya seorang pria dengan sweater biru dongker serta jeans hitam. Sepatu Puma yang ia gunakan, dan arloji di tangan kiri nya membuat siapa pun pasti iri dengan posisi Reena sekarang.
Most wanted banget cowok gue! Bisiknya dalam hati.
"Yuk." Ajaknya.
Reena mengekori Danish hingga sampai di dalam mobil. Digenggam nya tangan Reena oleh lelaki tersebut. Tak lupa dengan ucapan Danish yang akan selalu menggunakan Reena seatbelt serta melepaskannya pula.
Di pegang stir mobil itu dengan tangannya yang kekar, urat yang sedikit menonjol menandakan bahwa laki-laki ini senang ber olahraga.
Wangi khas ia pun tidak pernah ketinggalan, James Bond fragrance memang jadi salah satu favorite nya.
"Kamu cantik." Ujar nya tersenyum.
Si perempuan hanya bisa menutupkan setengah wajahnya. Dua kata tersebut berhasil membuat pipi nya memerah, menahan malu. Sekaligus, membuat perutnya geli seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Ikut bahagia.
"Kenapa di tutupin muka nya?" Tanya Danish sambil menyelipkan rambut Reena ke daun telinga nya.
"Kamu sih," sahutnya.
"Aku kenapa?"
"Bikin aku blushing! Eh.." Reena spontan menutup mulutnya karna kelepasan saat berbicara. Ia memukul mukul mulutnya sendiri dengan dahi yang dikerut dalam serta alis yang bertautan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Senja [COMPLETED]
Teen Fiction#38 in patahhati [ 17 Juni 2018 ] #7 in makinglove [ 23 Desember 2018 ] Aku pernah belajar mencintaimu. Aku pernah belajar menerima perasaanmu. Aku pernah belajar memiliki hatimu. Hingga akhirnya, aku belajar merelakanmu. Sangat sulit, asal kau tah...