Part 40

1.2K 53 0
                                    

Reena mengenakan dress hitam casual tanpa lengan malam ini. Wajahnya telah tersapu cantik dengan makeup. Sebagian dari benda itu cukup menutupi bagian kelopak matanya yang menghitam, sembab karna kejadian beberapa hari lalu.

Ia berdiri memandangi cermin tanpa berkedip. Helaan nafas berkali-kali sudah ia hembuskan. Tangannya terulur lincah untuk membentuk rambutnya hingga bervolume.

Rosse menatap Reena dari ambang pintu, perlahan mendorong lebar pintu tersebut agar tubuhnya dapat masuk kedalam. Menepuk-nepuk pundak Reena memberi semangat.

"Gue yakin lo bisa, karya lo selalu memuaskan," tuturnya.

Reena tersenyum, "thanks,"

Lalu, Rosse menarik tangan Reena agar masuk kedalam mobil dan berangkat menuju tempat yang sudah direncanakan.

Poster besar hingga beberapa ucapan Selamat banyak menyambut Reena sebelum sampai lobby restaurant. Sekumpulan orang yang kira-kira bernametag penggemarnya sudah memadati lobby untuk menyambut kedatangan penulis muda dengan segenap karya-karya unik yang menjadi ciri khasnya.

Reena meremas peluh dress nya, rasa gugup hingga bahagia tercampur mantap, ia tidak bisa mendefinisikan apa yang kini tengah ia rasakan.

Meskipun hatinya telah berlebur menjadi keping-keping halus, semangatnya seolah menjolak keluar dengan-banyak yang mendukung acara nya malam ini.

Dua buah orang berjas dengan benda penghubung ditelinga nya siap membuka kan pintu mobil yang Reena gunakan. Dengan cekatan Reena turun dari mobil tersebut dan mendapat sorakan ramai dari para penggemarnya.

Senyum tulus seketika memenuhi wajahnya. Tangannya melambai lambai membalas sapaan dari beberapa orang yang kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

"Mbak Reena!"

"Ah, asli nya cantik banget!"

"Mbaaakk, minta tanda tangannya dongg!!"

"Aku sudah pre-order Seperti Senja loh mbak,"

Tarikan bibir itu kembali terlihat, dengan sabar Reena menghampiri beberapa penggemarnya sebelum masuk kedalam restaurant, "Terimakasih, saya sangat mengapresiasi usaha kalian," lalu Reena kembali berjalan menuju tempat Launching karya nya.

***

Reena berdiri dihadapan lebih dari seratus orang yang menghadiri acara nya malam ini. Seperti Senja, karya ke empatnya berhasil naik cetak dan mendapatkan gelar bestseller tahun ini. Banyak dari pembaca Reena yang berbondong-bondong untuk memesan online. Dan banyak dari mereka tidak seberuntung yang lain, kehabisan stock adalah hal yang paling mereka benci.

Setelah sesi foto bersama dan memberikan tanda tangan kepada pembacanya, Reena melalui sesi wawancara pada sejumlah wartawan yang tengah hadir. Inilah saat-saat yang paling tidak Reena sukai, wartawan selalu saja ingin menggali banyak informasi yang terkadang Reena pun tidak pernah memikirkannya.

Matanya terpejam sesaat sebelum menghela nafas panjang, melayani sekumpulan wartawan ini harus segera ia lewati.

"Mbak Reena, berapa lama proses penulisan buku Seperti Senja ini?" Tanya wartawan dengan seragam biru laut dengan lambang garuda disisi kanannya.

"Kurang lebih satu tahun," jawab Reena dengan helaan nafas lega karna pertanyaan pertama tidak merepotkan.

Sebagian wartawan mengangguk puas, "Apakah background dari penulisan Seperti Senja?" Kali ini seorang wartawan muda dengan bando merah dirambutnya.

Seperti Senja [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang