Aku sampai di sebuah apartemen yang nantinya akan menjadi tempat tinggalku.Aku menolak tinggal bersama kakak perempuan ku yang baru menikah itu dan memiliki seorang anak berumur 3 tahun.Aku rasa itu ide yang buruk untuk tinggal bersama mereka.Mereka pasti akan merasa terganggu dan yahh pokoknya aku pun akan merasa tidak nyaman.Tinggal sendiri sepertinya lebih baik.Perlu diingat, aku memang sedari kecil dibesarkan di Amerika, tapi bukan berarti sepenuhnya total aku menutup mata tentang suasana hidup di sini, Indonesia.Setiap liburan aku tak pernah absen untuk datang ke sini, bertemu kakek dan nenek dari keluarga ibu.Jadi, rasanya biasa saja.Tidak perlu merasa aneh.“Hazel!” suara lemah lembut itu memanggilku, mata ku terbuka sedikit.
“Apa?"
“Sudah aku bereskan semua barang-barang mu, aku juga sudah memanggil penata ruang profesional untuk menata ruang kerja mu sesuai dengan ekspetasi.Kamarmu, sepertinya harus kau yang atur sendiri, tapi barang-barangnya sudah aku letakkan sesuai tempat,” jelas Kak Anet panjang lebar.
Mendengar ruang kerja ku yang sudah tertata, sontak aku bangkit dari posisi tidur ternyaman di sofa empuk itu.Aku melangkah ke sebuah ruangan berpintu putih polos, tepat di sebelah kamarku.
Aku sebut itu ruang kerja, tapi persisnya sih seperti sebuah perpustakaan pribadi.Aku yang hobi membaca, membawa hampir semua buku koleksiku ke sini, menata ulang pada lemari buku raksasa itu layaknya perpustakaan sungguhan.Meja kerja, laptop dan peralatan lainnya terletak di sana , lurus dengan arah pintu, di depannya ada jendela.Ruangan ini tidak terlalu besar, namun aku rasa itu cukup.
“Terimakasih,”ucapku pada Kak Anet yang sudah menenteng jaket itu.
“Pulang?”tanyaku lagi seraya menutup pintu.
Kak Anet mengangguk,”Aku belum jemput Oliv di rumah neneknya.Kau baik-baik di sini yah, kalau ada apa-apa telpon aku.Ini kunci mobilmu, besok kau pergi sendiri ke sekolah, bisa kan?”
“Yeah...”
Kak Anet tersenyum dan memeluk ku,”Ya sudah, aku pergi.”
Aku mengangguk dan mengantarnya sampai pintu.
“Oh iya, aku membuatkanmu pancake, di meja,”ucapnya sebelum berlalu pergi.
Aku senang, sangat senang karena tidak perlu repot-repot mengurusi apartemen ku dengan barang-barang yang ku bawa.Hanya sedikit lagi, tinggal kamar.
Ayo kita mulai!~♥~
Kini aku gadis berseragam, rasanya aneh karena aku tidak pernah memakainya.Tapi tak apalah, cukup menarik begitu bercermin.
Aku di sekolahhkan di sebuah sekolah terbaik, katanya.Sekolah itu persis berdampingan dengan sekolah lain.Ada rumor yang menyebutkan bahwa kepala sekolah dari kedua sekolah itu adik kakak,hmm lucu.
Malam tadi, sebelum aku tidur.Aku iseng searching seperti apa sekolah ku itu.
Aku ketik di kolom pencarian Google, "Gemilang International School Bandung"
Yash, dapat!Hal pertama yang aku lihat adalah...sebuah sekolah yang sangat besar, dalam artian besar itu luas, yang terbagi ke dalam beberapa area.Aku menghembuskan nafas, membayangkan aku tatkala di sana mungkin akan kelelahan.Ya sudah aku akan diam saja biar gak usah kelelahan, terkecuali harus bermain petak umpet di sana,tapi...hmm lupakan sajalah.
Okey, di samping GIS itu ada satu sekolah lagi bernama Garuda Nusantara.Menurut data kelulusan murid kedua sekolah ini, hampir 50% lulus SNMPTN.Wow!
Tapi, aku tak ketinggalan untuk mencari testimoni seputar dua sekolah ini.Jadi yang kudapat :
1.GIS dan GN seringkali terlibat tawuran, cekcok, pembulian dan segala macamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Teen Fiction#1 INFINITY 25/06/18 #2 INFINITY 26/06/18 Gimana rasanya pacaran dengan cowok yang beda sekolah? Ditambah lagi dia seorang bad boy. Hal itu bagi gadis bernama Hazel bisa diterima. Tapi, latar belakang sekolahnya dengan cowok itu tidaklah baik, malah...