[ Bagian 16 ] Pulang

392 15 3
                                    

Setelah sekian lama.
Happy reading, dont forget to vomment

~♥~

Aku menarik koper memasuki apartemen. Tadi, aku diantar oleh Rafa. Aku diajak untuk istirahat di Rumah Nenek, tapi aku menolak. Aku merasa lebih baik berada sendiri di Apartemen. Ibu juga sudah mengirim pesan padaku bahwa ia akan datang ke Apartemen.

"Loh, ibu udah di sini?" tanyaku selang beberapa detik setelah membuka pintu.

"Iya. Ibu berangkat lebih awal karena takut macet."

Aku melirik jam tangan di pergelangan tangan. Jam 5 sore. Itu artinya, jam-jam segini jalanan sedang macet-macetnya.

"Itu ada paket buat kamu," kata ibu sambil kepalanya menoleh pada meja di ruang tv.

Aku mendekat untuk melihat isi paket itu. Senyum cerahku langsung mengembang begitu melihat nama pengirimnya. Kantor redaksi tempat novelku terbit. Aku langsung mengirim pesan pada paman bahwa paketnya sudah datang dan mengucapkan terima kasih padanya.

"Atlas pasti seneng."

Perlahan aku membuka bungkus paket tersebut dengan hati-hati. Sudah lama sekali aku tidak menulis. Sampai rasanya aku bukan penulis. Seperti aku bukan penulis buku legendaris ini. Aku adalah penulis anonim, dan aku tidak perlu mengkhawatirkan masa hiatus ini.

Mereka para pembaca tidak ada yang tahu bahwa penulis tersebut hanyalah remaja biasa berusia 16 tahun.

"Penerbangannya 3 hari lagi dari sekarang," ucap ibu seketika.

Aku menyimak tanpa menoleh ke arahnya,"hmm."

Hanya gumamanku sebagai jawaban. Aku masih terus untuk fokus membuka bungkus paket ini dan ingin cepat-cepat menandatangani halaman pertamanya.

"Kamu siap-siap dari sekarang. Ibu udah siapin surat ke sekolah kamu."

Aku berhenti dari kegiatan ini.

"Maksud ibu, aku ikut pulang?" tanyaku heran.

"Emangnya ibu beneran mau sekolahin kamu di sini," jawab ibu dingin.

Aku segera membalikan badan dan menatap ibu bingung.

"Maksudnya apa sih? Hazel gak ngerti," kataku sama sekali tidak paham apa yang ibu ingin sampaikan.

"Hazel. Ibu gak serius dengan rencana sekolahin kamu di sini. Ibu ke sini juga buat bawa kamu. Ayah kamu pingin kamu balik lagi ke rumah."

Aku terdiam di tempat. Dengan cepat rasa sedih menjalar. Aku jadi ingin menangis.

"Bu. Aku betah di sini. Aku mau sekolah di sini aja. Aku gak mau pulang," jawabku getir.

"Enggak Hazel. Kamu harus sekolah lagi di sana. Ibu percaya kok kamu gak akan nakal lagi. Kamu gak akan minum-minum lagi kan, Nak?"

Yah, itu adalah alasan terbesarku datang ke sini. Ketika hari itu aku kepergok minum alkohol di acara promnight.

"Aku, gak akan pulang," jawabku keras kepala.

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang