Season 1.7 --Not The Same Summer-

3.8K 334 10
                                    

Musim Panas 1872

Semilir angin di penghujung bulan Juli itu semakin kian terik dengan daun-daun coklat pohon maple yang semakin sering berguguran seolah mengingatkan sang waktu bahwa musim gugur semakin dekat. Lord Carlos di bawah hembusan angin siang yang menerbangkan rambut keemasannya itu menghentikan kuda persian putihnya di tepian hulu sungai meise yang mengaliri sebagian besar distrik maastricht hingga ke hilirnya.

Sang Duke of Parma itu memincingkan matanya berusaha mengenali apakah kuda belang yang tertambat di bawah rerimbunan pohon itu adalah milik sang gadis bermata hati. Seluruh pelayan di Mansion of Lansberg berkata bahwa lady muda mereka sedang berkuda, ketika dia menyempatkan diri untuk menemui Lady Arabella setelah dia bisa terbebas dari town hall siang ini, tentunya.

Dengan lincah Lord Carlos turun dari punggung Jan yang mendengus tak suka saat tuannya menambatkannya di samping kuda belang coklat putih yang sedang memamah rumput.

Kemudian dia mencari gadis itu. Beruntunglah gema nyanyiannya membawa Lord Carlos menemukan gadis itu sedang berdiri di tengah siak aliran Sungai Meise. Merentangkan tangan sembari membiarkan semilir angin menerbangkan rambutnya. Tampak begitu damai di tengah rimbunnya pepohonan Bukit Vaalserberg.

"Goedemiddag, my lady."

Lord Carlos yakin gadis itu sebenarnya mendengar. Namun lebih memilih kedamaian siangnya dan tidak mengacuhkan sapaan selamat siangnya. "Apakah aku boleh mengatakan kita memang berjodoh mengingat kita telah dipertemukan dua kali secara tidak sengaja dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. Tanpa pendamping pula. Menarik bukan, my lady?"

Perlahan gadis itu menurunkan rentangan tangannya dan membalikan badannya malas tak peduli, disaat lady lain mungkin akan kelabakan jika seseorang berpangkat seperti Duke of Parma melihat keadaan mereka yang berantakan. "Apa mau Anda, my lord?"

"Menyapamu, kurasa?"

"Baiklah, Goedemiddag, my lord. Apakah Anda puas?" Lady Arabella berkata sarkastis sembari nelangkahkan kaki keluar dari sungai. Dia kemudian memakai sepatunya kembali,asal, tak peduli bagian bawah gaunnya yang basah terendam riak air sungai yang mengalir pelan.

Lord Carlos tertawa nendengar balasan Lady muda itu. "Kau lucu,Arabella."

"Apakah aku boleh menganggapnya sebagai pujian?"

"Tentu saja, my love."

"Terimakasih. Anda telah mengatakannya dua kali dalam dua minggu ini."

"Kau benar-benar berbeda dari yang ku kira, my little Ary. Entah keajaiban apa lagi yang akan ku temui saat bersamamu. Berkuda di tengah terik matahari tanpa seorang pendamping. Tidak peduli pada bagian bawah gaunmu yang basah dan kotor...Kau benar-benar berbeda dari kebanyakan lady yang pernah ku temui."

"Dan kalau begitu, aku tidak pantas menjadi istri Anda, my lord. Seperti yang Anda bilang sendiri, aku berbeda dari Lady yang pernah Anda temui." Lady Arabella mengambil keranjang serta topinya yang tergeletak begitu saja di batu tepian sungai. "Lady sepertiku sangat tidak pantas menjadi pendamping Anda, my lord."

Duke of Parma kembali bangkit dari duduknya, mengikuti Lady of Weezel itu dari belakang sementara dia asik memetik bunga-bunga liar kemudian memasukkannya dalam keranjang.  Tampak tak terganggu dengan kehadiran Lord Carlos yang setia mengikutinya dari belakang. Hening yang mendamaikan. Lord Carlos suka akan hal itu, sebelum dia tak sadar berkata, "Kau tahu, keluarga besarmu.... Dan juga keluarga besarku..... Mereka yang menciptakan skandal itu."

"Apa maksud Anda, my lord?" Lady Arabella tetap melangkahkan kakinya di jalan beralaskan tanah di antara bunga-bunga liar yang sedang tumbuh subur, seolah perkataan Lord Carlos tidak berdampak apa-apa padanya. Meskipun nyatanya dia menahan napas sembari menegakan bahunya tak nyaman.

Chase The Bliss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang