Disclaimer : Main Chara Belongs To Masashi Kishimoto
Pairing : SasufemNaru, ItaKyuu, UtafemNaru
Genre : Romance, Hurt, Action, Triangle Love
Rate : T/M
Book : Seasons 2 (Sequel : Wherever you are)
Warning : Gender Switch, Typo's bertebaran, OOC, OC, alur tidak tentu, geje, cerita abal-abal. Pokoknya masih merasa belum sempurna. Mohon di maklumi karna masih newbie minna.
Yosh!!
Happy Reading_______________
.
.Naruto terus berjalan mengikuti Pain tanpa bertanya mau kemana Pain pergi. Ia cukup tahu apa yang akan di lakukan oleh pria itu saat ini.
Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di sebuah gubug yang cukup layak untuk di tinggali. Keadaan di sekitarnya cukup sepi. Bahkan jarak antara rumah satu dengan yang lainnya begitu sangat jauh. Gubuk itu berlokasi tak jauh dari hutan. Bisa di bilang kalau gubuk itu adalah rumah terakhir yang di jumpai oleh Naruto, setelah beberapa ratus meter yang lalu melewati suatu pemukiman. Lebih tepatnya, lokasi ini sangat jauh dari keramaian kota bahkan pemukiman warga.
Sejenak Pain melirik Naruto dari ekor matanya sebelum membuka pintu gubuk itu. Gubuk itu memiliki gerbang yang menjulang tinggi. Terbuat dari ranting-ranting pohon yang penuh dengan duri kering. Tempat macam apa ini? Batin Naruto. Tempat itu tidaklah layak di sebut sebagai tempat tinggal.
KREEEKK NGEEKK!!
"Kau sudah datang, Pain?" Sapa seorang laki-laki yang tak jauh beda dari Pain.
"Ya. Aku merindukan anak-anak." Timpal Pain, pandangannya lurus ke arah di mana di depan sana ada beberapa anak-anak yang tengah bermain dengan wajah-wajah ceria tanpa beban.
Naruto menyadari perubahan raut muka Pain saat ini, ketika pria itu begitu teduh dan hangat menatap segerombolan anak-anak yang tengah bermain dengan riangnya tanpa merasa ada beban di pundak mereka. Ia yakin, Pain bukanlah orang yang bisa di bilang sebagai orang jahat. Dia hanya butuh tempat untuk tinggal. Ia juga hanyalah seseorang yang tersesat. Hingga pria itu mengambil jalan yang salah. Ingin rasanya dia menepis bahwa orang jahat tetaplah orang jahat. Namun ia bukanlah orang yang sekejam itu, mengecam seenaknya seseorang hanya dengan sekali lihat dari fisiknya.
"Kak Pain?" Lirih suara merdu dari arah belakang Pain.
Sontak saja, Naruto dan Pain langsung membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa orang yang telah memanggil. Di sana, terlihat seorang gadis berperawakan mungil dengan hiasan bunga mawar putih tersemat di atas rambut violet sebelah kanannya. Gadis yang cantik, pikir Naruto.
"Konan! Bagaimana kabarmu?" Pain dengan senyum hangatnya menghampiri gadis yang di panggil Konan itu. Ia memeluk gadis itu erat, menghirup rakus aroma tubuh Konan dari ceruk leher gadis itu. Ia benar-benar merindukan sosok gadis itu.
Kalau boleh jujur, Naruto merasa terharu melihat adegan keduanya. Ia jadi teringat kakaknya Kyuubi. Ah, dia merindukan kakaknya itu. Sungguh, waktu yang ia habiskan dengan Kyuubi masihlah tidak cukup. Seandainya saja waktu bisa di putar kembali. Ia ingin sekali menjadi gadis kecil yang hanya di sayangi oleh kakak laki-laki dan kedua orangtuanya.
Orangtua? Naruto menyendu seketika. Ia melupakan kedua orangtuanya. Daddy, Mommy-- ia menyayangkan semua hal ini harus terjadi. Andai saja--dan andai saja dulu dirinya terlahir dari keluarga yang hanya hidup sederhana dan seadanya, mungkin dirinya tidak akan menjadi seorang tentara seperti saat ini, kedua orangtuanya juga tidak mungkin pergi jauh hanya untuk sebuah bisnis, kakaknya dan adiknyapun tidak akan pergi jauh-jauh hanya untuk sekolah bertaraf international. Dan mungkin, paman Nawakinya tidak akan pergi secepat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny (Book : Seasons 2) END
Fanfiction~Sequel, Wherever You Are (Season 1) Di harapkan baca Season 1 dulu. kalau mau nyambung baca ff'nya yaa.. Gak juga gpp sih. Gak maksa.. Hehe.. Kisah perjuangan cinta dua sejoli yang saling terpisah jarak jauh karna perbedaan pekerjaan. Dan hal tak t...