Disclaimer : Main Chara Belongs To Masashi Kishimoto
Pairing : SasufemNaru, ItaKyuu, UtafemNaru
Genre : Romance, Hurt, Action, Triangle Love
Rate : T/M
Book : Seasons 2 (Sequel : Wherever you are)
Warning : Gender Switch, Typo's bertebaran, OOC, OC, alur tidak tentu, geje, cerita abal-abal. Pokoknya masih merasa belum sempurna. Mohon di maklumi karna masih newbie minna.
Yosh!!
Happy Reading_______________
.
."Ha-ah..." Berkali-kali seorang pria bersurai pirang mendesah kesal juga lelah karna masih kepikiran hal yang menurut semua orang sepele.
Tapi bukannya di marahi, salah satu pria yang masih berusia 25 ke atas bersurai jingga kemerahan dengan iris mata ruby yang biasanya tidak suka di ganggu justru ikut-ikutan mendesah. Membuat seorang wanita yang bisa di katakan sudah lansia di hadapan pria beraurai pirang berdecak sebal.
"Bisakah kalian makan dengan benar? Kenapa hanya karna Naruto pergi pagi-pagi sekali kalian jadi suram begitu, Gaki?!" Semprot wanita bersurai pirang pucat bermata hazel. Meski wanita itu sering marah-marah, namun di usianya yang terbilang hampir 60 tahun itu masih tetap muda seakan berusia 30 tahun.
"Ck!! Baa-chan tidak tahu betapa berharganya Naru bagi kami." Racau Kyuubi berdecak.
"Hmm.. Hm.." Boruto bergumam seraya mengangguk. Tangan kirinya menyangga rahang sebelah kirinya. Sementara tangan yang lain memainkan makanannya malas tanpa berniat untuk memakannya.
Tsunade menggeram. Bahkan tiba-tiba saja kepalanya berdenyut nyeri merasakan kelakuan cucu laki-lakinya yang belum juga beranjak dewasa hanya karna Naruto. Mau sampai kapan mereka terus menyebut nama Naruto, Naruto, Naruto setiap saat? Tidak bisakah mereka berfikir, bahwa akan tiba saatnya di mana mereka akan menjalani kehidupan mereka masing-masing tanpa bergantung pada saudara mereka? Tsunade kembali memijit pelipisnya.
Sedangkan Jiraiya hanya terlihat cuek bebek dengan masih melahap sarapannya tenang tanpa merasa terganggu sedikitpun. Masa bodoh. Kedua cucu di depannya memang terlanjur akut kalau masalah Naruto. Mau bagaimana lagi.
"Setidaknya kalian pikirkanlah masa depan kalian. Mau jadi apa kalian kalau terus fokus pada Naruto saja, huh?!" Kali ini ucapan Tsunade berhasil membuat perhatian Kyuubi dan Boruto teralihkan. Terlihat dari sikap keduanya yang tiba-tiba mematung. Tsunade menyeringai penuh arti.
"Dengar Gaki. Kalian boleh saja khawatir, cemas, atau apapun itu terhadap saudara kalian Naruto. Itu sah-sah saja. Malah Naruto akan senang. Itu berarti kalian sangat menyayangi dia. Tapi ingatlah–" Tsunade memberi jeda agar bisa memperhatikan perubahan mimik kedua cucunya. "Naruto sendiri tidak akan suka dengan sikap kalian yang seperti ini kalau dia tahu apa yang kalian lakukan sekarang."
Kalau boleh jujur Tsunade sama cemasnya dengan Kyuubi, bahkan leih besar dari Kyuubi. Ucapan Tsunade akhirnya mengena pada batin Kyuubi juga Boruto. Mereka memang bungkam, tetapi otaknya mencerna setiap kata yang di lontarkan oleh Tsunade pada mereka.
"Naruto adalah cucu perempuanku yang sangat kuat. Lebih dari yang kalian tahu, aku lebih mengenal Naruto daripada kalian berdua yang sedari kecil sudah jauh darinya, Kyuubi." Bukan Tsunade yang bicara. Namun kali ini adalah suara berat khas pria tua. Jiraiya. Bahkan pandngannya tidak fokus pada apa yang dia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny (Book : Seasons 2) END
Fiksi Penggemar~Sequel, Wherever You Are (Season 1) Di harapkan baca Season 1 dulu. kalau mau nyambung baca ff'nya yaa.. Gak juga gpp sih. Gak maksa.. Hehe.. Kisah perjuangan cinta dua sejoli yang saling terpisah jarak jauh karna perbedaan pekerjaan. Dan hal tak t...