Karena evaluasi Sinb dan Jungkook bangun lebih awal dan berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya, pukul 6 pagi masing-masing dari mereka keluar bersamaan dari rumah.
Udara masih terasa begitu dingin bahkan setiap berbicara menyembul udara dingin dari mulut mereka, keadaan perumahan mereka juga masih sepi, hanya beberapa orang yang jogging berlalu lalang.
Sinb POV
Aku memasukkan kedua tangan kedalam saku jaket karena tak tahan hawa dingin yang menusuk tulang, hingga aku menoleh mengetahui Jungkook memakaikan jaket. "jaketmu kurang tebal" kata Jungkook tanpa menoleh, "kau bisa kedinginan, nan gwenchana" berniat membalikkan Jungkook malah meraih telapak tangaku, "setidaknya kau harus melakukan ini" sahutnya bersamaan saat menggenggam tanganku,
"dan jangan komentar lagi" lanjutnya. Aku merasa kehangatan dari tangan besar Jungkook, setidaknya mereka masih di lingkungan rumah.
Bus juga masih terlihat sepi pagi ini, kusumbat telingaku dengan earphone dan memutar lagu yang akan kutampilkan hari ini. Sedangkan Jungkook hanya memejamkan matanya sambil menghentakkan kakinya beberapa kali.
Entah apa yang merasukiku, aku terpaku dengan lekukan wajah Jungkook. Tidak berniat berpaling, meneliti tiap detil wajah sainganku hari ini. Saat itu juga aku kembali teringat masa pertama kali kenal dengannya. Kalau tidak salah saat berumur 8 tahun.
Flashback on
Aku memakai coat tebal saat keluar dari rumah, berlari kecil menuju taman. Kata appa ada taman bermain yang tak jauh dari rumah. Hari ini aku baru pindah dari Cheongju, kota kelahiranku.
Terlalu asik bermain hawa dingin tidak terasa sama sekali, walaupun sendiri aku menikmatinya. "wuahh, perosotan" mendongakkan kepala dan mendekati anak tangga mini.
"akhh" desahku menatap lutut yang kini sudah berdarah, saking semangatnya aku jatuh dari perosotan yang lumayan tinggi untuk seumuranku. Aku hanya diam di tempat bingung harus bagaimana. Tidak ada siapapun disini.
Aku perlahan berdiri namun jatuh terduduk, perih juga. Batinku. "apphayo?" seorang laki-laki seumuran denganku mengulurkan tangannya, "nan gwencaha".
Tak lama orang itu meninggalkanku begitu saja saat sudah terduduk di bangku taman, "kemana dia?" gumamku melihat kepergiannya.
Karena sudah bosan dan tidak ada alasan untuk tetap disini, akhirnya aku memutuskan untuk pulang. "ya! No, palliwa" ucap seseorang dari belakang, aku melihat anak tadi sedang duduk di kursi taman. Karena hanya mematung akhirnya ia berdiri, menghampiri dan menarik tanganku.
"kau orang baru ya disini?" tanya anak itu berlutut dan membersihkan lukaku, "ne, iremi dugueo?"
"Jungkook, Jeon Jungkook. No?"
"na Hwang Eunbi" jawabku,"cha, kajja kita pulang rumahmu bersebrangan dengan rumahku" lagi-lagi ia mengulurkan tangan sambil tersenyum dan aku menerimanya.
Flashback off
Sejak saat itu aku bersahabat dengan Jeon Jungkook, mataku masih menatapnya. "aku tampan ya?" ucapnya Tiba-tiba, "ani, kau adalah orang terjelek yang pernah kutemui" jawabku masih menatapnya,
"Yak!!"
"aku duluan ya, sampai bertemu di ruang serba guna" kataku berlalu sebelum ia mengoceh, mengganggu Jungkook adalah salah satu hobiku.
Sekolah tidak terlihat ramai, hanya terlihat member dari grup yang akan evaluasi juga beberapa anggota Osis yang berlalu lalang. "Umji-yah" panggilku dan melingkarkan tangan di lengannya, "eottokhe?"
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love (SinKook)
Fanfic[Complete] 13 Mei - 5 Juni "aku tidak mungkin merebutnya dari sahabatku sendiri" -Sinb 🌦 "haruskah aku jujur? Atau menerima orang yang sudah jelas menyukaiku?" -Jungkook 🌥 "aku menyukainya dan ini pertama kalinya" -Eunseo 🌈 "dia adalah seseorang...