Seventeenth

1K 100 4
                                    

Jungkook POV

Acara selesai pukul 5 sore, banyak sekali kegiatan hari ini. Tubuhku serasa rontok karena mengikuti tiap acaranya.

Selama acara berlangsung aku sama sekali tidak melihat Sinb. Apa dia pulang lebih dulu? Kalau iya kenapa dia tidak bilang.

Sudah saatnya pulang, memberi salam pada beberapa orang disana. Aku masih melihat member Gfriend, tidak mungkin kalau Sinb pulang.

"noona, apa kau melihat Sinb?" tanyaku pada Sowon yang sedang berbincang dengan Jin, sebenarnya  aku tidak mau mengganggu mereka tapi apa boleh buat.

"aku lihat dia ke atap sekolah" jawabnya, Jin langsung menatapku seakan mengatakan bahwa aku harus menyusulnya.

Aku melangkah cepat untuk pulang bersama Sinb, sudah ada khayalan apa yang akan ku lakukan bersamanya. Senyumku mengembang mengingat perkataanya semalam dan saat tadi pagi.

Menaiki beberapa anak tangga, akhirnya aku sampai di pintu menuju atap. Membuka perlahan dan siap memanggil namanya.

Aku tersentak melihat apa yang ada di depanku. Membuat khayalan manisku hancur begitu saja. Sinb di peluk oleh seorang namja.

Napasku tersengal, tanganku mengepal kuat membuat kuku-kuku memutih. Darahku memanas.

Bugh!!

Tanganku melayang mulus di wajahnya, Jackson. Wang Jackson. Orang yang ku pukul sudah terduduk dan tidak membalas. "Yak!! Apa yang kau lakukan!" bentak Sinb membantu Jackson.

"jauhi dia" kataku dengan nafas yang masih naik turun, "Sebenarnya apa masalahmu Jeon Jungkook!!" aku benar-benar tidak mengerti kenapa Sinb semarah itu.

"kenapa malah kau yang marah eoh!! Memangnya siapa Wang Jackson ini? Apa kau pacaranya?" nada bicaraku mulai meninggi,

"ne!! Aku pacarnya! Puas?!" Sinb menjawab setelah diam beberapa saat, aku tidak bisa berkata-kata apalagi.

Tanganku meraih tangannya kuat menjauhi posisi Jackson, dia mengelak dan aku tidak akan semudah itu melepaskannya.

Aku sandarkan tubuhnya ke dinding dengan kedua tanganku yang mengikuti, seakan menjaganya agar tidak pergi.

Aku menatapnya, terus menatapnya tapi ia malah menunduk. Menangis, aku yakin Sinb menangis.

Menghela nafas panjang, aku menyentuh dan mengangkat dagunya agar bisa melihatku.

"Sinb-yah" panggilku lembut, "apa yang mau kau tanyakan?"

"aku tidak mengerti, kenapa seketika kau berubah? Kemana Hwang Eunbi yang tadi pagi bersamaku, yang bergandengan tangan denganku dan yang semalam mengatakan perasaannya padaku?" suaraku melemah,

"inilah Hwang Eunbi itu, seperti inilah aku. Kau pikir aku menyukaimu? Jangan bercanda, sudah kukatakan berapa kali kalau kau itu bukan tipeku. Sebaiknya aku pergi, pacarku membutuhkanku" tanganku sudah melemah tidak bisa menahannya lagi, "Sinb-yah" panggilku lagi,

"dan, yang semalam. Itu adalah kesalahan, jangan anggap serius" katanya berhenti tanpa menoleh lalu menjauhiku.

Air mataku tumpah, astaga rasanya sakit sekali. Aku bingung harus berbuat apa. Kenapa dengan Sinb? Bisa-bisanya ia berubah seperti itu.

Aku pikir, aku pikir setelah kejadian semalam kami bisa memulai yang baru. Yang pasti bukan sebagai sahabat lagi. Lebih dari itu.

Aku yakin ia sedang berbohong sekarang, tadi pagi wajahnya begitu tulus saat bersamaku. Saat tanganku menggenggamnya ia tidak mengelak dan membalasnya. Bahkan Sinb menangis saat mengatakan itu, pasti ia tidak sungguh-sungguh.

High School Love (SinKook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang