Jackson POV
Sejak mengatakan perasaanku pada Sinb entah kenapa rasanya aku tidak mau jauh darinya. Baru sehari tidak bertemu sudah membuatku rindu, mungkin aku memang benar-benar sudah jatuh hati padanya.
Tzuyu mengirimiku sebuah alamat, alamat Sinb tentunya. Aku juga meminta beberapa orang untuk membantu, seperti Dahyun dan JB karena dua teman dekatku itu punya sepupu yang sekolah di tempat yang sama seperti Sinb. Meminta mereka untuk mencari tau keseharian Sinb.
Tidak pernah berubah, aku selalu mendengar bahwa Sinb bersama Jungkook. Seperti amplop dan prangko. Tapi itu tidak lama lagi. Aku akan memiliki Sinb, Sinb yang hanya untukku.
Dulu memang aku pernah melukai dan sampai membuatnya menangis. Tapi untuk sekarang dan seterusnya aku akan membuatnya bahagia bersamaku.
Dengan kantung plastik berlogo mini market, sebelumnya aku mampir dan membeli beberapa kimbap.
Turun dari bus langkahku terhenti saat di dekat taman. Aku melihat Sinb, dan Jeon Jungkook ada disana.
"Jungkook-ah"
"Jungkook"
"Jeon Jungkook!!" panggilnya lebih kuat, tapi Jungkook tidak menoleh sedikitpun.
Gadis yang kusukai menangis seorang diri di taman pada larut malam seperti ini.
Kalau memang mereka berteman baik kenapa Jungkook tega meninggalkan Sinb sendirian?
"Jungkook-ah" aku mendengar suara Sinb yang melemah.
Tidak tahan melihat Sinb yang menyedihkan seperti itu, akhirnya aku menghampiri dan menutupi bagian belakang tubuhnya dengan jaket tebalku. "disini dingin",
"oppa".
Sinb masih diam, bahkan tidak menatapku. Gadis di sebelahku ini hanya fokus pada kakinya entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
Tanganku mencoba menyentuh pundaknya berharap bisa membuatnya lebih tenang. Tapi nyatanya? Sulit sekali. Seperti ada duri yang siap menusuk bila aku menyentuhnya.
Suhu mulai dingin, "mau ku antar pulang?" tanyaku dan hanya di jawab anggukan pelan.
Malam ini aku melihat Sinb yang berbeda, Sinb yang kukenal adalah orang ceria, manis dan tidak bisa diam. Sedangkan Sinb yang sekarang? Lebih mirip mayat hidup.
Sekilas aku melihat matanya yang membengkak, apa yang membuat Jungkook semarah itu pada Sinb? Enggan bertanya, lebih baik aku menunggunya bercerita..
Hampir sampai, aku melirik keatas balkon tepat di seberang rumah Sinb. Jeon Jungkook. Dia melihat sinis ke arahku.
Kehadiran Jungkook membuat dadaku panas, sekejap aku memeluk lengan Sinb. Tidak ada penolakkan dari gadis itu.
Sampai di depan pintu rumahnya aku memegang kuat kedua lengan Sinb. Menundukkan kepala, menyetarakan tingginya.
"jangan seperti ini, melihatmu menangisi orang lain sedikit menggangguku" kataku menyentuh pipinya lembut hingga akhirnya ia menatapku, "sudah-sudah" aku memeluknya. Mendekap tubuh yang lebih kecil dariku saat melihat air matanya perlahan jatuh lagi.
Jungkook masih disana, melihat apa yang kulakukan. Memang ia harus melihat ini. Salahnya sendiri karena membuat Sinb seperti ini.
Aku melepaskan pelukan, menghapus bekas air matanya dan memberikan kantung plastik yang sejak tadi kubawa.
"makanlah ini, dan sebaiknya kau segera tidur. Mata panda itu akan merusak wajah manismu" Sinb tersenyum. Walaupun sedikit, tapi aku merasa puas.
Membiarkan Sinb masuk lebih dulu, aku kembali menatap Jungkook yang masih di tempatnya tanpa berpindah.

KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love (SinKook)
Fanfiction[Complete] 13 Mei - 5 Juni "aku tidak mungkin merebutnya dari sahabatku sendiri" -Sinb 🌦 "haruskah aku jujur? Atau menerima orang yang sudah jelas menyukaiku?" -Jungkook 🌥 "aku menyukainya dan ini pertama kalinya" -Eunseo 🌈 "dia adalah seseorang...