Eighth

1.1K 113 6
                                    

Jungkook POV

Aku bangun lima menit sebelum jam wekker berdering, biasanya aku bangun lima belas menit setelah wekker berbunyi. Hebat bukan?

Aku tidak sabar ke sekolah karena hari ini hasil evaluasi akan diumumkan, tidak sabar juga melihat wajah kecewa Sinb. "makanan enakkk, tunggu akuu!!"

"Cepat habisi sarapanmu dan berhenti berkhayal" komen eomma menyodorkan segelas susu.

Aku mampir ke rumah Sinb, menyapa sopan keluarga Hwang yang sedang sarapan. Tumben sekali sahabatnya ini belum terlihat di meja makan.

Aku menaiki tangga dan membuka pintu yang masih tertutup rapat tanpa mengetuk lebih dulu. "Sinb-yahh!!" panggilku menghampiri tempat tidurnya,

"apa perlu ku gendong? Ayolah jangan menggodaku" guyonku mengguncang kuat tubuh Sinb yang masih keukeuh bersembunyi di balik selimut.

"iya aku bangun" sahutnya dengan rambut singa yang tidak teratur, "woah, ige mwoya? Singa bemata panda" ledekku

"aish pighyeo, aku mau mandi".

Sinb meraih roti sebagai sarapannya. Selama berjalan meuju halte tidak ada percakapan. Teringat kejadian kemarin saat aku dan Sinb keluar dari mobil Jackson.

Tidak ada yang bisa kulakukan kecuali melihat wajah muram Sinb.

Apa ini semua karena cinta? Bahkan Sinb yang selalu terlihat kuat, ceria dan ceroboh seperti ini bisa berubah drastis. Atau memang sekuat apapun perempuan akan tetap terlihat lemah? Itulah yang kulihat saat ini.

"boleh pinjam bahumu?" akhirnya Sinb bicara saat kami telah duduk di kursi penumpang, "tidak perlu minta ijin" jawabku meraih lembut kepalanya dan disandarkan pada bahuku.

"apa perlu ku genggam tanganmu? Biasanya perempuan tenang setelah tangannya di genggam laki-laki tampan" kataku, "jangan macam-macam"

"baiklah, lagipula tanganmu tidak selembut gadis di sekolah" ledekku melihat Sinb yang menyimpulkan senyum tipis, "ne ne ne, jangan lupa perjanjian kita" ucapnya berjalan lebih dulu saat bus berhenti.

Setelah evaluasi seperti biasa banyak yeoja yang menyapaku hangat, memang pesona seorang Jeon Jungkook sangat hebat.

"Jungkook-ah" aku menoleh saat seseorang menyebut namaku. Senyumku memudar ketika tau siapa orang yang baru saja memanggil.

Aku mengajak orang itu ke kantin. Walaupun sudah bel masuk, aku sudah biasa melewati pelajaran. Hukuman? Aku sudah kebal dengan hukuman apapun.

"ada urusan apa kau kemari Tzuyu" tanyaku meneguk sekaleng minuman cola, "apa Sinb masih menyukai Jackson oppa?"

"weo?"

"aku ingin membantu Jackson oppa dan Sinb" jawabnya yang seketika membuatku tersedak soda, tidak percaya dengan apa yang baru kudengar. Apa lagi yang ia rencanakan?

Baru saja melihat Sinb yang gegana karena Jackson kemarin, bahkan belum 24 jam sejak kejadian itu.

Kepalaku terus bertanya apa maksud niat baik Tzuyu walaupun aku tidak tau niat sebenarnya.

Aku ingin sahabatku mendapat namja yang baik. Aku khawatir Sinb akan menjatuhkan air matanya lagi untuk hal yang sia-sia dan ditambah lagi kalau orang itu tidak kusukai.

Ponselku bergetar beberapa kali, pesan dari nomor yang tidak di kenal seperti biasa aku mengabaikannya. Tapi ada pesan lain yang membuatku tertarik. "datanglah ke atap jika ada waktu luang, Jackson hyung" gumamku membaca pesan.

High School Love (SinKook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang